Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

9 Alasan Ini Mengapa Orangtua Perlu Belajar Menghargai Ketika Anak Berani Berkata Tidak

9 alasan ini mengapa orangtua perlu belajar menghargai ketika anak berani berkata tidak

Tak terasa usia Erysha, 3 bulan lagi mau 2 tahun. Allhamdulillah perkembangannya semakin cepat saja. Terkadang, kaget juga ngeliat perkembangannya. Termasuk perkembangannya di aspek bahasa dan emosinya. Tak sia-sia bundanya mengenalkan Erysha pada buku sejak dini

Baca Juga: Mengapa Membaca Buku Perlu Diperkenalkan Pada Anak Sejak Dini?

Baca Juga: Caraku Mengenalkan dan Membuat Anak Menyukai Buku

Baca Juga: 20 Manfaat Membacakan Buku Cerita Pada Anak Dari Usia Dini

        Erysha sekarang sudah pintar sekali bicaranya dan sudah berani mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Seneng sih. Tetapi, memberikanku PR baru yang selanjutnya perlu ku tangani dengan cara yang baik tanpa melukai perasaannya. Kok bisa? Yah, bisa. Erysha sekarang jika diajak mandi atau makan atau kegiatan apapun yang Erysha kurang nyaman untuk melakukannya. Ia sudah bisa berkata tidak seperti "Nggak Mau". Ya ampunnn, untung me time bundanya cukup, ya. Kalau nggak, bisa bikin bundanya esmosi jiwa 😂.

Tetapi memang, salah satu tugas seorang ibu adalah selalu melihat anaknya dari sisi kebaikannya. Jika tidak, kita bisa kurang sabar dalam mendidik anak-anak kita karena banyak menuntut pada mereka. Saya pun senang, Erysha sudah bisa mengemukakan pendapatnya atau jika tidak suka dengan pilihan bundanya, Erysha sudah bisa menolak dan memberikan pilihan yang ia sukai kepada kita. Seperti jika dipilihkan sepatu warna merah, ia menolak dan menginginkan sepatu yang warna pink untuk ia pakai. Ya sudahlah, selama perginya bukan untuk sesuatu yang penting, biarkan anak menggunakan apa yang ia inginkan. Dari sana saya belajar untuk menghargai pendapat anak ketika berani untuk berkata tidak.

9 Alasan Ini Mengapa Orangtua Perlu Belajar Menghargai Ketika Anak Berani Untuk Berkata Tidak



1. Pertanda anak nyaman dengan orangtuanya
2. Anak belajar dan berani untuk mengemukakan pendapatnya
3. Melatih anak untuk berpikir kritis
4. Membentuk jiwa kepemimpinan pada anak dari usia dini, karena tidak membiarkan dirinya disuruh-suruh orang lain
5. Membuat anak tidak mudah dibully oleh orang lain. Karena anak berani untuk berkata tidak
6. Membuat anak tidak mudah untuk terbawa arus / salah pergaulan karena ia telah terlatih menggunakan akalnya dari sejak dini
7. Anak akan memiliki keberanian untuk berkata tidak jika terjadi pelecehan seksual pada dirinya
8. Membentuk karakter anak yang pemberani
9. Berkata tidak dapat melindungi diri dan psikis anak dari sesuatu yang anak rasa tidak nyaman

Baca Juga: Mendisiplinkan Anak Dengan Cara yang Menyenangkan

Jadi Ayah Bunda, anak yang selalu harus menurut kata orangtua itu pun tidak baik. Karena bisa jadi membuat anak tertekan karena tidak berani mengeluarkan pendapatnya pada kita atau di depan orangtua nurut tapi tidak di belakang kita. Dan ketika anak berani berkata tidak itu, bukan berarti anak bermaksud membangkang atau memberontak pada orangtuanya, ya. Anak tetap memiliki maksud yang baik. Hanya ingin mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan oleh kita

Lalu apa kita harus selalu menurut saja dengan kata-kata anak? Tentu tidak juga, ya, Ayah Bunda. Tergantung konteksnya dulu. Jika yang anak minta, sifatnya malah jadinya memanjakan anak atau tidak baik. Sebaiknya jangan dituruti. Selama pendapat anak itu baik, tidak merugikan kita atau orang lain dan tidak melanggar nila-nilai agama. Tidak ada salahnya, kan, ya, kita mengikuti pendapat anak sebagai salah satu cara kita menghargai dirinya. Nah, bagaimana jika pendapatnya itu tidak baik? Kalau pendapat atau keinginan anak itu belum baik. Kita bisa lakukan beberapa hal ini:

Cara Berkomunikasi Pada Anak Ketika Anak Berani Berkata Tidak 



1. Ajak anak diskusi

2. Buat negosiasi atau kesepakatan dan sertai dengan pendapat anak di dalamnya
Misalnya: Ketika Erysha menolak untuk mandi, karena keasyikan main.

"Dede mandi dulu, yuk!" Jika Erysha bilang nggak mau. "Erysha masih pengen main, ya? Boleh. Kalau gitu, mainnya cuma sampai hitungan 20 aja, ya? Sehabis itu kita mandi!". Nah jika sudah habis hitungan 20 tapi anak masih main. Kita bisa langsung menggendong anak ke kamar mandi. Nanti lama-lama anak akan paham dengan namanya kesepakatan dan konsekuensi

3. Bisa mengajak anak dengan cara bermain seperti berlomba, atau bernyanyi sambil tanpa disadari anak, kita sedang mengarahkan anak pada kegiatan yang kita mau.
Misalnya: Ketika meminta anak untuk membereskan mainannya sendiri dan anak tidak mau. Kita bisa mengajak anak dengan cara berlomba memasukkan mainannya pada tempatnya dll

4. Berikan anak pengertian mengapa harus begini dan begitu dengan cara mengajak anak diskusi  untuk menghindari anak merasa diceramahi.

5. Berikan anak reward berupa pelukan, pujian dll ketika anak mau berusaha melakukan seperti yang kita minta

6. Konsisten. Dalam menerapkan kesepakatan dan konsekuensi perlu konsisten. Jika tidak anak akan bingung dan mencari celah atau kelemahan dari kesepakatan itu sehingga kesepakatan sulit untuk diteggakkan
 Dll

Baca Juga: Cara mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan ataupun Teriakan

Kalau Ayah Bunda sendiri, cerita dong ketika dalam keadaan apa, ya, yang membuat Ayah Bunda gemes ketika anak berani berkata tidak pada kita? Kalau saya, ketika saya dalam keadaan lelah sekali, lalu Erysha pas lagi nggak mau makan dan menolak dengan makanannya. Padahal udah ganti menu ini itu, tetapi tetap nggak mau. Di saat itu lah bapernya saya sebagai seorang ibu di mulai hihihi. Walau nggak sampai marah ke anak, tetapi tetap menguras emosi saya dan membuat saya mengelus dada 😓

35 comments

  1. betul ya komunikasi yang baik dengan anak itu memang penting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener bun. Dalam hubungan apa pun. Komunikasi menjadi peranan penting untuk kita jaga dan pelajari ya 😃

      Delete
  2. anakku banget mba yuk sekolah ngaji TAK MAU lalu kemukakan alasannya yg ga banget jadi emaknya beneran harus banyak me time biar sabar terusssss disuruh mandi tak mau sampe gregetan sednri :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener bun. Harus stok sabar sama anak mau ga mau harus belajar negosiasi hihi

      Delete
  3. Nice Sharing.

    Saya sering membandingkan film luar negeri dengan film lokal. Di film Barat, seorang anak benar-benar diajak berkomunikasi dan bahkan melakukan diskusi, padahal ni anak masih usia kecil. Saya malah jadi banyak belajar dari film barat bagaimana cara berkomunikasi dengan baik sama anak kita.

    Para orang tua juga mengajarkan disiplin yang sangat tegas dan baik bagi anak-anaknya. Pokoe salut deh...

    BTW, ditunggu komennya di lomba blog tentang SHOPBACK ya mba, makasih banyak

    ReplyDelete
  4. Akupun bljr utk ga langsung marah kalo anak bipang TIDAK utk sesuatu yg kita minta mba. Kdg aku jdiin bahan diskusi, kenapa ga mau, alasannya apa, lalu aku guide juga ke dia, solusinya ato alternatifnya apa.. Supaya dia bljr utk mengemukakan pendapatnya sendiri :) .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener bun setuju. Dan semoga semakin melatih kesabaran kita juga ya 😄

      Delete
  5. Wah, Erhysha sudah makin pinter hingga bikin Bunda harus punya stok sabar yang banyaaaak :D
    Memang usia jelang dua, sudah mulai ada maunya. Yang ternyata banyak bedanya sama mau Bunda ...tetap semangat dan sabar ya Bunda:)

    ReplyDelete
  6. Sebagai seorang ibu, kita perlu belajar menghargai anak ketika dia menolak sesuatu yang kita ajukan.
    Saat anak berkata tidak, orang tua harus bersabar dan mengetahui apa alasan anak menolaknya.
    Tapiii...ibu mana pun pasti langsung baper, kalau anaknya menolak untuk makan, ya, kan? Hihihi...

    ReplyDelete
  7. Kalau jaman saya kecil, jika berani bilang tidak atau melawan, bisa kena pentung atau cubitan. Sakit deh.
    Tapi ya memang seperti itu, sebagai orang tua harus memperhatikan perkembangan anakknya, buat seaman dan senyaman mungkin. Berkomunikasi dengan baik. Biar anak nanti bisa punya keberanian menyampaikan pendapat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener pak. Kalau anak harus mengikuti kata orangtua terus. Bukankah kita telah berlaku tidak adil ya pada anak kita

      Delete
  8. Huaaaa...jadi sedih, anakk speech delay mbak yeni, jadi belum bisa ngobrol mengutarakan keinginan dia masih sambil murah huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pelukkkk Bundaaa. Maafkan ya jika tulisanku ini malah bikin bunda Dira sedihhh 😭

      Delete
  9. Di sekolah ada anak klas 1 atau 2 yang bilang 'gak mau' klau diberi tugas mba..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah kalau anaknya sebesar itu sudah lebih enak ya buat diajak diskusi dan dikenalkan konsekuensinya 😃

      Delete
  10. Artikelnya pas banget mbak, anakku udah 2 tahun, ngomongnya lagi cewewet banget, dan udah bisa nolak kalau disuruh mandi atau pakai baju

    ReplyDelete
  11. Aku selalu suka sama tulisan-tulisanmu mbak, ini sekalian buat aku belajar juga. Kadang memang menghadapi anak itu perlu beberapa jurus kalau buatku.

    ReplyDelete
  12. Dulu saya suka gregetan kalau anak-anak udah berani bilang tidak. Tapi, lama-kelamaan sadar, kalau justru itu sebagai bagian dar mereka berani bersikap. Jadi saya mulai bertanya alasan kenapa mereka bilang tidak atau iya :)

    ReplyDelete
  13. Anak2 emang harus didukung ya mbak apapun itu termasuk untuk berkata tidak, sayangnya terkadang masih ada orangtua yang mendominasi anak agar berkata iya dan menuruti apa perintah orangtua padahal anak gak nyaman.

    ReplyDelete
  14. Nah, ini yang bernegosiasi itu paling susah deh. Anakku sukanya mau menang terus

    ReplyDelete
  15. Bener banget mbak. Kita sebagai orang tua harus pandai dalam berkomunikasi dengan anak agar mereka juga terbiasa berkomunikasi denganorang lain. tFS mbak

    ReplyDelete
  16. Nah kalau kasusku tu anakku males mandi dan bilang "tidak mau mandi" kasi pengertiannya gmn ya hahaa. Kdng suka bingung trus kubuka paksa aja hiks. Soalnya dikasi tau harus mandi tetep say no gtu...

    ReplyDelete
  17. Ah.. Bener banget. Kadang y kita sbg orang tua kalo anak bilang 'tidak' lgsg pd negatif pikirannya. Bilang anak ga mau nurut lah ini lah itu lah. Pdhl, itu pertanda bahwa keberanian anak adl hal dominan di sifatnya. Ini positif sekali dan berguna di lingkungannya nanti. Asalkan kita sbg org tua bs mengarahkan dy ya.

    ReplyDelete
  18. Kadang sebagai orangtua suka maksa ya, kalau anak udah bilang enggak. Padahal harusnya kita ajak diskusi aja anaknya ya daripada maksa2 gitu, kan malah jadi tambah rewel ya anaknya huhu

    ReplyDelete
  19. waaa iya penting banget ya mbak ini buat diterapin ke anak2

    ReplyDelete
  20. Terkadang orang tua nggak sadar akan sifat dominasinya. Semoga yang ini sebagai pengingat nih buat semuanya. Setuju banget sih.

    ReplyDelete
  21. Jadi kepikiran mbak... Jangan2 kasus2 bully utk anak difabel, jg berawal dari paksaan ortu agar mereka mau menuruti ortunya, menuju 'lebih normal' melalui serangkaian terapi. Semoga bukan itu yaa, tfs.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Bunda, memang untuk ABK kurang memiliki kemampuan untuk membela diri. Ada banyak faktor. Dan bully ini sudah ada di semua lapisan masyarakat. Anak umum aja kena bully apalagi ABK yang mereka anggap berbeda. Dan ada yang perlu saya luruskan, ABK melakukan serangkain terapi itu bukan untuk pemaksaan, tetapi salah satu cara agar pendidik dapat membantu mengoptimalkan Kemampuan anak. Kalau tidak diterapi akan lebih berdampak buruk pula pada ABK. Kasian. Tapi dikembalikan lagi dengan jenis ABKnya dan tingkatannya 😉

      Delete
  22. Kadang ketika anak bilang tidak rasanya ih kok mulai berani melawan. Salah yah :(

    ReplyDelete
  23. Berani mengatkan tidak sama saja membela diri sendiri dari ketidaksukaan, tapi dengan cara yang benar. Kalau aku gemes sama anak-anak saat bilang nggak mau itu saat diminta tolong beresin mainannya.

    ReplyDelete
  24. makasih sharingnya, seringnya kita suka marah juga ya

    ReplyDelete
  25. Betul. Kalau ditanya dan dinasihati baik2 biasanya nurut. Tapi ibunya kebanyakan pekerjaan RT, jadi maunya cepat2 dan ga sabar menghadapai anak.

    ReplyDelete
  26. Bener banget, sebenarnya ini tanda anak punya karakter. Kadang kita lupa dan egois sebagai ortu

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏