Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

7 Pertanyaan yang Ditanyakan Orangtua yang Berkaitan dengan Cara Mendisiplinkan Anak

7 pertanyaan yang ditanyakan orangtua yang berkaitan dengan cara mendisiplinkan anak
Pixabay

Malam yang lalu, saya diminta untuk mengisi sebuah Kulwap Parenting tentang cara mendisiplinkan anak oleh sebuah komunitas yang tidak saya kenal sebelumnya. Dan saya sangat berterima kasih diberikan kesempatan telah berbagi. Hanya saja, ketika saya diminta untuk memberikan kata-kata penutup, ada rasa getar di dalam hati ketika saya menuliskannya.

"Para Bunda hebat pembelajar yang ada di sini. Sebagai orangtua terutama sebagai ibu, membuat kita harus mau untuk terus belajar mengerjakan PR-PR parenting kita pada anak dalam jangka waktu yang sangat lama. Walau begitu, teruslah belajar dan jangan pernah menyerah. Lakukanlah semua itu karena Lillah. Percayalah jika hari ini belum tampak hasilnya, tapi suatu hari nanti pasti akan berbuah juga"

Ya Allah saya jadi merasa haru. Apapun itu, semoga Allah masih memberikan usia yang berkah pada kita dalam mengerjakan PR kita pada anak dan membersamai mereka dengan penuh cinta 🙏.

Untuk materinya, bisa dilihat di sini ya "Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan atau pun Teriakan" 😉. Nah, hari ini saya akan berbagi 7 pertanyaan yang ditanyakan orangtua tentang cara mendisiplinkan anak. Ini hasil dari Kulwap kemarin ya.

Pertanyaan yang Ditanyakan Orangtua yang Berkaitan dengan Cara Mendisiplinkan Anak


1⃣ Bagamana supaya ketika kita memberikan reward pada anak karena telah disiplin, tidak terkesan menjadi bribe (suap)?

Jawaban

Sebaiknya pemberian reward itu, sesuatu yang sifatnya seperti pujian, memeluk anak dll. Kita boleh berikan reward berupa barang dengan tujuan untuk menyenangkan anak. Tetapi dengan syarat:

a. Sifatnya hanya sesekali saja
b. Tidak diimingi-imingi di awal pada anak. Karena jika kita mengiming-imingi dari awal, secara tidak langsung kita mengajarkan suap pada anak. Jadi, reward dengan benda itu yang sifatnya kejutan yang benar-benar special untuk anak tanpa kita janjikan pada anak terlebih dahulu

2⃣ Sejauh mana/sebatas apa orangtua boleh memberi reward pada anak agar tidak jadi kebiasaan anak melakukan sesuatu atau disiplin karena ada rewardnya?

Jawaban

Kita harus sering memberikan reward berserta pujian pada anak setiap anak telah berusaha atau telah melakukan sesuatu yang baik dan disesuaikan dengan situasi dan kondisinya Misalnya "Wah anak Bunda hebat sekali sudah berusaha" dll.

Anak yang dibesarkan dengan pujian dan kata-kata yang positif, akan tumbuh menjadi anak yang penuh cinta, penuh penghargaan pula pada orang lain, menghargai proses dan memiliki konsep diri yang positif pada dirinya sendiri.

3⃣ Bagaimana yang dimaksud dengan mengubah sudut pandang negatif menjadi positif ketika anak tidak mau melakukan apa yang kita mau. Padahal kita ingin mendisiplinkan anak. Bisa diberikan contohnya?

Baca juga: 9 ALASAN INI MENGAPA ORANGTUA PERLU BELAJAR MENGHARGAI KETIKA ANAK BERANI BERKATA TIDAK

Jawaban

Maksud mengubah sudut pandang di sini adalah ketika kita marah pada anak karena ia menolak permintaan kita. Pada saat itu yang muncul adalah emosi & pikiran negatif pada diri kita. Tugas kita bagaimana mengubah sudut pandang negatif ini menjadi positif.

Misalnya kita menyuruh anak untuk makan karena telah waktunya makan. Tetapi, anak menolaknya. Karena masih ingin bermain.

Pada saat kita kesal, marah, BT itulah segera ubah emosi negatif tersebut dengan mengirimkan pesan pada diri sendiri bahwa "Wah, allhamdulillah anakku sekarang udah bisa mengeluarkan pendapatnya sendiri, udah mulai ada keberanian untuk mempertahankan pendapatnya, udah bisa untuk dilatih berpikir kritis dan mempunyai pilihannya sendiri dan ini bagus untuk pembentukan karakternya selanjutnya.

Ini adalah salah satu cara mengubah sudut pandang negatif menjadi positif. Tinggal kita cari solusinya antara kita dan anak dengan membuat kesepakatan/ negosiasi berdua agar bisa tercapainya sebuah tujuan. Contohnya seperti tips buat kesepakatan yang ada di materi. Semoga membantu Bunda 🙏

4⃣ Bagaimana kalau anak kita dimintain tolong dan jawabnya masih janji janji. Nah, bagaimana kita menyikapinya?

Jawaban

Pertama kita mengevaluasi diri. Mencari tahu mengapa anak begitu? Apakah cara kita meminta tolongnya seperti memerintah? Apa anak dalam keadaan lelah? Atau dalam keadaan nggak mood? Dll. Setelah itu ajak anak bicara. Tanyakan alasan dia mengapa dia suka menunda-nunda. Setelah anak mengungkapkan perasaannya, baru kita ungkapkan perasaan kita, inginnya kita itu bagaimana. Berikan anak alasan dan pengertian mengapa kita meminta tolong padanya. Berusahalah membangun komunikasi yang positif bersama anak.

5⃣ Saya mempunyai anak 3 Bun, dan ada salah satu anak saya yang sulit sekali untuk meminta maaf apabila dia melakukan kesalahan, terutama kepada saudaranya. Terkadang tangan saja yg salaman tetapi untuk mengucap kata maaf sulit sekali. Tapi, dia langsung menangis kalau merasa bersalah. Bagaimana cara membiasakan anak untuk bilang maaf?

Jawaban

cara mengajarkan anak agar mau meminta maaf
Pixabay

Saran saya:
1. Jika anaknya tidak mau minta maaf jangan dipaksa Bun. Tunggu reda dulu emosi anaknya.

2. Ajak anak bicara. Tanyakan apa yang ia rasakan, dengarkan oleh kita dan tarik semua emosi negatifnya keluar. Belajar pahami perasaannya apa yang membuat ia marah dan tidak mau meminta maaf tanpa membantahnya. Cukup dengarkan dengan hati

3. Setelah anak tenang. Baru kita masuk pelan-pelan pesan moral padanya. Mengapa ia harus meminta maaf. misalkan "Kak, dede tadi sakit lho, kakak pukul" kalau Kakak dipukul sakit nggak?" Ajak anak untuk berempati dan menukar posisinya dengan anak lain yang ia sakiti

4. Ajak anak bicara tanpa menyalahkan anak. Kita pakai metode diskusi. Setelah selesai jangan lupa peluk anak dan ajak anak meminta maaf setelah mendapatkan pengertian kita tadi.

6⃣ a. Bagaimana caranya agar kita tidak teriak"ketika melihat adek kakak bertengkar? dan bagaimana mengatasi agar tidak ada kecemburuan diantara keduanya

b. Bagaimana solusi ketika teriakan itu terjadi kemudian muncul penyesalan? Dan bagaimana tips singkat ketika teriakan itu sudah sangat ingin keluar, melihat kondisi sangat crowded

Jawaban

1. Pertanyaan no 1 dan 2 mirip ya Bun. Ketika kita melihat adik kakak bertengkar dan sudah ingin teriak. Yang harus kita lakukan adalah
a. Menghindari mereka sebentar dengan pergi ke suatu tempat seperti ke kamar, dll. Biarkan anak belajar memecahkan masalah mereka sendiri dulu

b. Tarik nafas berkali-kali dan bisa sambil beristigfar

c. Duduk atau rebahan dan tenangkan diri sebentar. Karena bagaimana kita akan menenangkan anak jika kita sendiri pun dalam keadaan ga tenang. Yang ada akan muncul / kelepasan emosi, kata-kata negatif dan kekerasan pada anak. Daripada kita menyesal lebih baik kita menghindar sebentar beberapa menit

d. Kirim pesan pada diri sendiri "Saya harus tenang, jangan biarkan diri saya melukai anak-anak, karena itu pasti akan saya sesali

e. Berwudhu.

2. Hubungan adik kakak memang rentan ada cemburu. Saran saya
a. Berusahalah jadi orangtua yang adil. Adil di sini membagi kasih sayang sesuai yang anak butuhkan

b. Jangan suka menyalah-nyalahkan sang kakak atau menyuruh kakak mengalah terus. Nanti akan membuat kakak merasa ibunya pilih kasih dan akan membuat sang adik jadi manja dan meminta pertolongan kita terus

c. Bagi waktu yang adil untuk kakak dan adik. Terkadang kita suka lebih banyak memberikan waktu dan perhatian pada adik sampai melupakan perasaan kakak yang merasa terabaikan atau selalu di nomor duakan oleh kita

d. Buat waktu kencan berdua hanya dengan kakak atau hanya dengan adik. Agar mereka selalu merasa bahwa mereka special di hati bundanya tanpa ada yang cemburu.  Selain itu, cara ini dapat membangun bonding yang kuat antara kita dan anak

e. Sering-seringlah ajak mereka bicara dari hati ke hati hanya berdua. Maunya apa? Senangnya apa? Dan apa yang nggak anak suka? Kenapa mereka begitu? Siapa tahu mereka begitu karena memang salah satu dari mereka kurang terpehatikan sehingga mencari-cari perhatian kita dengan cara begitu dll

f. Bangun komunikasi positif pada anak

7⃣ Saya memiliki anak berusia 2,5 tahun. Dia memiliki pola tidur yang berantakan. Bagaimana cara mendisiplinkan anak tidur sesuai jadwal tidur yang benar?

tidur anak
Pixabay

Jawaban

1. Kita harus buat jadwal tidur yang benar untuk anak
2. Kita terapkan jadwal tidur itu pada anak dengan sering mengajak anak berbicara yang berkaitan dengan jadwal tidurnya. Misalnya De, nanti jam 1 siang waktunya tidur ya. Dan ketika waktunya mendekati ingatkan kembali
3. Ketika waktunya tidur ajak anak ke kamar, tutup pintu dan cari apa yang membuat anak nyaman untuk tidur seperti ditepuk-tepuk, diusap-usap dll. Atau kita pura-pura tidur dan jika anak sampai tantrum minta keluar. Biarkan anak menangis dulu. Jangan diikutin. Karena tidak semua keinginan anak itu baik untuk diikuti.
4. Ketika anak mengantuk pada saat bukan pada jam tidurnya, bisa alihkan rasa kantuk anak pada permainan, jalan-jalan di sekitar rumah dll
5. Terapkan jadwal tidur yang baru dengan konsisten

Baca juga: MENDISIPLINKAN ANAK DENGAN CARA YANG MENYENANGKAN

Nah itu dia Bunda 7 Pertanyaan yang Ditanyakan Orangtua yang Berkaitan dengan Cara Mendisiplinkan Anak. Terima kasih pada komunitas Bidadari Jember, Rubrik Masa Kini atas kesempatannya 😘



36 comments

  1. Ingat mpo waktu kecil suka menunda nunda karena lagi asik main sama teman

    ReplyDelete
  2. Adik kakak klo abis bertengkar biasanya malu malu mau mulai nyapa dluan,, nah itu gmana caranya bun??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gapapa pak biarkan saja mereka,nanti juga mereka baikan sendiri 😉

      Delete
  3. Buun, selamat ya sudah ada pita IWA sekarang. Ehehee

    Oiya kalau saya juga lebih sering kasih ciuman pipi dan dahi sebagai bentuk reward ke anak, supaya gak ketergantungan nagih barang, heuheuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mksih bun. Bunda Dwi udah daftar juga blum? Terakhir smp 31 mei

      Delete
  4. Note, makasih mba sharingnya. Kebetulan saya lagi belajar mendisiplinkan anak2, anak yang bayi sih masih susah mungkin karena memang usia, dan yang besar 4thn skarang lagi masa berontak yg bikin emosi tinggi. Dapet pencerahan bgt mba abis baca ini thanks

    ReplyDelete
  5. Menghadapi anak memang butuh kesabaran ekstra dan juga pendekatan yg ekatra. Apalagi kan tipe anak beda2.
    Tapi terkadang gak mudah juga sih, apalagi kalau si anak sangat bandel

    ReplyDelete
  6. Hai mbak Yeni..artikelnya menarik sekali. Serasa disentil deh bacanya, karena saya masih melakukan hal-hal yang ga boleh ke anak, seperti masih suka teriak2 kalo mereka ga bisa dibilangin. Semoga kedepannya saya bisa lebih baik lagi ya.

    ReplyDelete
  7. Aku kenal Disiplin Positif dari 2017 saat baca buku Ibu Najelaa Shihab. Bagus banget bukunya, jadi BEST SELLING juga di online bookstoreku. Udah pernah baca belum mba? So insightful. Kurang lebih mirip2 penuturan mba Yeni, hehe. Inspiring post, mba. Thanks a bunch 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belum punya bukunya mba. Tapi pernah mengikuti dan mendengarkan penuturan beliau secara langsung

      Delete
  8. anak saya sejak kecil udah saya biasakan minta maaaf
    selain itu juga mengucapkan terimakasih dan tolong serta permisi
    cuma saya yang kadang lupa dan dia yang ngomel karena saya tidak mengucapkan hal yang saya ajarkan kepadanya
    jadi orang itu memang tidak mudah..sebagai panutan anak kita harus konsisten dengan apa yang kita ajarkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Bun. Tetkdang jita suka diingatkan oleh anak ya hihihu

      Delete
  9. Kecemburuan anak kecil itu memang berasa banget yah mbak. Daku suka dicemburuin Ponakan yang satu, kalau lagi main sama yang satunya. Hemm, ternyata daku harus berubah jadi aunty yang lebih adil lagi.

    ReplyDelete
  10. Sangat bermanfaat mom, nanti bisa aq coba praktikkan sama anak sulungq. Ini emang rada2 susah, tipikal anaknya jg keras kepala sih. Wkwkwk 😅 kayak kakeknya

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah saya merasa ditampar bolak balik nih dengan penuturan kakak. Jujur saya punya anak dua dan dekatan umurnya, sering serikali saya kelepasan emosi dan jadinya saya merasa bersalah. Apalagi saya rasa abangnya tidak mau mengalah. Terima kasih bun sarannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah yang sabar ya bun. Memang kalau punya anak masih kecil dan berdekatan usianya bikin emosi kita lbh diaduk2. Semnagattt bun

      Delete
  12. Aduuh mba aku jadi tambah ilmu nih baca tulisanmu. Aku tuh sering banget kasih reward buat audrey saat dia bisa menyelesaikan sesuatu. Padahal sebaiknya sesekali aja ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau rewardnya barang baiknya sesekali aja bun. Tapi kalua rewardnya berupa pujian, pelukan dlk harus sesering mungkin

      Delete
  13. Butir 3 berat banget tuh mba. Klo udah emosi, udah susah di suruh berfikir positifnya. Yang pasti bakal nyerocos dulu ke anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bun dan setelah itu kita suka menyesal ya dan akan banyak luka di hati anak akibat kata2 dan emosi kita yang tidak terkontrol

      Delete
  14. Waaah makasih mbak! Bermanfaat banget tulisan dan rangkuman pertanyaan jawaban kulwap. Memang harus didisiplinkan semenjak dini ya. Pernah baca kalau makin tua makin susah soalnya. Semangat!

    ReplyDelete
  15. Karena anak saya cuma satu, maka kecemburuan antar anak atau masalah kakak beradik belum pernah mengalami ya. Tapi pas ke Surabaya lihat ponakan yang kebetulan tiga bersaudara, memang sih ada timbul kecemburuan gitu antara kakaknya dan adiknya (kebetulan memang kelihatan banget kalau mamanya lebih sayang sama adiknya). Tulisan Mbak Yeni ini bisa jadi masukan nih ntar buat iparku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya si kakak pasti cemburu n ngerasa ga dicintai oleh ibunya. Kasian

      Delete
  16. Informatif banget mba. Jadi bisa sedikit belajar dari tulisan mba. Yang pasti keluarga bahagia impian semua keluarga ya.

    ReplyDelete
  17. Tipsnya ok bangeet. Iya memang saya juga suka ajak bicara ke anak saya saat merela enggan berterima kasih atau minta maaf sama org lain. Biasanya anak luluh mau minta maaf. Cuma jadi mentah lagi kalau yg dimintain maaf melengos ngeselin.. haha

    ReplyDelete
  18. Saya jadi ingat pernah baca bahwa uang adalah alat tukar, jadi harus diajarkan kepada mereka sebagai alat tukar, bukan pengganti reward karena bisa berbahaya.
    Makasih untuk pertanyaan nomor 6, dengan dua anak cowok yang tak terpaut jauh usianya, ada saja keributan sehari-hari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasa anak-anak mah suka berantem ya pak. Tapi kalau salah satu nggak ada, mereka jadi saling merindukan ya

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏