Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Terima Kasih Mama telah Membesarkanku di Atas Ketidakbahagiaanmu

terima kasih mama telah membesarkanku di atas ketidakbahagiaanmu

Terima Kasih Mama telah Membesarkanku di Atas Ketidakbahagiaanmu



Hai saya Yeni. Dahulu sewaktu saya kecil, saya suka sekali berandai-andai "Andai aku tidak terlahir dari keluarga yang seperti ini" atau "Coba aja aku, dibesarkan oleh ibu yang lain, ya" saking saya merasa tidak bahagianya dengan hidup saya sewaktu itu.
Saya dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu. Papa saya hanya seorang tukang koran dan ibu saya, ibu rumah tangga. Dan kami 5 bersaudara dengan anak ke 1 sampai ke 3, jarak usianya yang amat berdekatan. Terlebih papa saya hanya lulusan SD dan ibu saya hanya bisa bersekolah sampai kelas 2 SD.

Terbayang bagaimana cara kami dibesarkan oleh orangtua yang memiliki keterbatasan ilmu, kakak dan adik yang masih kecil-kecil dan tekanan perekonomian? Yah, saya hidup dengan keras sekali. Karena saya sadar, saya berasal dari keluarga miskin. Menyadarkan saya untuk tekun belajar dan berusaha mendapatkan beasiswa atau bantuan dari SD sampai saya SMK.  

Dari kecil, ketika anak-anak yang lain sibuk bersekolah dengan menaiki kendaraan. Saya pun sibuk pula berjalan kaki sambil mengantar koran. Karena saya tahu, untung dagang koran papa, hanya bisa untuk makan kami dan tempat tinggal. Bahkan lebih sering kurangnya. Sehingga membuat papa suka berhutang pada orang lain, agar kami bisa makan dan punya tempat tinggal.

Kami mengontrak di sebuah kamar kecil dan diisi oleh 7 orang di dalamnya. Sehingga kami tidak memiliki ruang privacy untuk diri kami sendiri. Rumah kami berada di sebuah gang sempit nan kumuh. Bahkan kotoran tikus pun dengan mudahnya ditemukan dimana-mana.

Saya pun dari kecil sudah mengerti keadaan keluarga. Sehingga, membuat saya tak banyak meminta pada mama dan papa. Saya tumbuh begitu dewasa, di usia saya yang masih kanak-kanak.

tukang koran
Pixabay

Sepulang sekolah, saya suka langsung lanjut berjualan koran di pasar menggantikan papa atau mama. Namun, ketika masuk SMK. Mama dan papa tidak memiliki uang untuk memasukkan saya ke SMK waktu itu, yang saya ingat mama sampai menjual perhiasan emasnya. Agar anak-anaknya bisa bersekolah.

Karena sekolah kami semakin tinggi dan membutuhkan biaya sekolah yang lebih besar lagi. Akhirnya, membuat mama terpaksa ikut berjualan kue di pasar. Beliau selalu berangkat berjualan dari jam 2 shubuh sampai jam 7 pagi. Setelah itu, gantian dengan papa untuk  berjualan koran. 

Mama, seseorang yang tangguh dan berkemauan keras. Walau sedang hamil besar, hujan dan bahkan sakit, mama tetap memaksakan diri untuk  berangkat ke pasar, demi kami anak-anaknya.

Sedangkan papa, seorang perokok berat. Hidupnya yang sulit membuatnya senang melarikan diri pada rokok yang perlahan-lahan membunuhnya. Membuat papa sering keluar masuk rumah sakit. Dan membuat mama harus menanggung semuanya seorang diri. 

Dulu, waktu pertama kali mendengar papa masuk rumah sakit, sewaktu saya pulang sekolah. Rasanya hati saya sakit mendapatkan kabar itu. Saya suka menangis dan menunggui papa di rumah sakit. Tetapi, setelah itu saya menjadi terbiasa untuk menghadapi situasi dan kondisi seperti itu

Ketika SMK, saya sibuk berorganisasi sebagai bentuk pelarian atas ketidaknyamanan saya di rumah dan keadaan saya. Sehingga, terkadang membuat saya suka menangis dahulu sendirian sebelum berangkat sekolah atau menangis sepanjang jalan ketika akan ke sekolah.

Ada satu momen yang tak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Saya ingat sekali, waktu pagi-pagi berangkat sekolah, saya meminta uang ongkos pada mama di pasar, karena memang sekolah saya jauh dari tempat tinggal saya. Tetapi ternyata, jualan kue mama belum laku pagi itu. Padahal mama sudah berjualan dari jam 2 shubuh, tetapi belum ada pembeli sama sekali. Membuat mama terpaksa meminjam uang orang lain di depan saya, agar saya tetap bisa berangkat ke sekolah.

Saat itulah tangis saya meledak di sepanjang jalan melihat uang yang mama berikan pada saya. Tangis yang saya tahan-tahan agar tak tumpah di depan mama. Lalu meledak di sepanjang jalan hingga saya tak mempedulikan orang-orang yang lewat sibuk memperhatikan saya. Pada saat itu pulalah saya berjanji pada diri saya sendiri, bahwa saya akan membahagiakan mama suatu hari nanti. Dan itu, saya catat baik-baik di lubuk hati saya yang terdalam.

kenangan
Pixabay

Waktu sekolah, selain suka berjalan kaki agar bisa menghemat uang. Saya pun suka tidak jajan di sekolah. Saya suka kelaparan di sekolah, karena uang jajan yang tidak seberapa di kasih mama, suka saya tabung untuk keperluan sekolah seperti harus membeli buku, atau pun untuk membayar renang yang wajib diadakan ketika ujian sekolah. Sedangkan biaya bulanan sekolah saya, gratis dari beasiswa saya. Begitulah salah satu cara saya meringankan beban mama dan papa

Ketika lulus dari SMK. Membuat saya sulit mendapatkan pekerjaan, karena saya tidak menyukai jurusan yang dipilihkan mama untuk saya. Akhirnya, setelah lulus dan tidak mau merepotkan mama dan papa lagi, saya nekat membawa ijazah saya lalu datang ke ITC Kebon Kelapa Bandung, yaitu sebuah pusat belanja di kota Bandung.

Saya memberanikan diri untuk bertanya pada setiap toko apakah membutuhkan karyawan toko atau tidak. Dari sekian toko yang saya datangi, allhamdulillah ada yang mau menerima saya jadi SPG di tokonya. Dan saya merasakan untuk pertama kali berdiri berjam-jam di toko karena kebetulan saat itu pada momen mau lebaran.

Saya pernah mencoba melamar pekerjaan di pabrik, dan saya pun pernah bekerja sebagai sales pulpen yang mengetuk pintu rumah setiap orang. Hanya demi bisa memberikan mama uang dan membahagiakan mama. Saya tanggalkan gengsi dan rasa malu saya. Saat itu, usia saya masih belasan tahun.

Hingga suatu hari, saya memiliki kesempatan untuk merubah jalan hidup saya. saya mendapatkan lowongan pekerjaan di TK untuk menjadi seorang guru pendamping anak berkebutuhan khusus dan saya mendapatkan pelatihan menangani anak berkebutuhan khusus di sana dan saya digaji Rp. 300.000,- perbulan.

karyawisata
Fieltrip Ke Kidzania

Gaji yang kecil ya, tetapi memang begitulah jika kita bekerja di dunia pendidikan. Dunia pendidikan, bukan dunia untuk mengayakan diri. Tetapi, di sanalah saya menemukan kesempatan untuk bekerja sesuai passion saya

Dengan kerumitan dan banyaknya permasalahan dari dalam rumah, yang membuat saya tidak tahan. Akhirnya, saya putuskan untuk pergi dari rumah. Walau pun, saya tidak tahu dari mana saya punya uang untuk tempat tinggal, untuk makan dan biaya hidup saya. Karena gaji saya yang masih kecil sekali waktu itu
Tapi, ada satu hal yang membuat saya yakin bahwa 

"Allah saja tidak pernah lupa untuk memberi makan seekor semut, apalagi saya, seorang manusia"

Hanya keyakinan itu, menguatkan saya untuk pergi. Beberapa tahun kemudian, papa saya meninggal dan 2 tahun kemudian adik saya pun meninggal karena sakit. Itu sungguh pukulan terbesar dan terberat dalam hidup saya. Dan pada saat itulah, saya merasa gagal menjadi seorang kakak dan itu berbekas sekali hingga detik ini

Dan dengan modal nekat pula, saya memberanikan diri untuk kuliah. Saya buktikan pada dunia, pada siapapun dan pada orang-orang yang telah merendahkan saya dan keluaga saya, bahwa saya seorang anak tukang koran, mampu untuk kuliah, mampu untuk berpendidikan, dan mampu untuk berilmu. Karena

"keberhasilan dan kesuksesan itu milik siapapun yang ingin berusaha"

Dan Allah selalu menguatkan saya dalam setiap langkah saya. 

"Dimana ada kemauan, di situ ada jalan" 

Itu adalah salah satu prinsip yang saya pegang baik-baik dalam hidup saya. Dengan perjuangan yang tidak mudah, saya mengajar dari pagi sampai malam hari sambil kuliah. Agar saya tetap bisa membiayai kuliah saya sendiri, memberikan mama uang, mengontrakan rumah yang layak untuk keluarga saya, dan membiayai hidup saya sendiri


Terima Kasihku untukmu, Mama


Senyum mama kini

Kini saya telah lulus kuliah, telah bertahun-tahun pula menjadi seorang guru. Telah menikah dan menjadi seorang ibu pula. Kini, lewat tangan suami Allah telah memberikan saya rezeky berupa rumah yang lebih dari kata layak untuk ditinggali mama di hari tuanya.

rumah
Pembangunan rumah kami dulu di Bandung untuk mama tinggal


Rumah yang di depannya ada taman, halaman samping dan halaman belakang untuk  menyalurkan hoby mama yang suka sekali berkebun. Rumah yang lebih indah dari yang saya banyangkan sebelumnya. Rumah yang suka menyambut kami, ketika kami anak, menantu, dan cucunya pulang untuk melihatnya. 

Dan mama pun selalu terlihat bahagia ketika kami pulang dan menyambutnya dengan memasak masakan terenaknya untuk kami.

Ingin sekali ku katakan pada mama.
Mama, terima kasih banyak, ya. Telah membesarkanku diatas ketidakbahagianmu. Terima kasih banyak telah merawat dan mengurusku, di saat engkau sesungguhnya perlu dibantu. Terima kasih banyak untuk perjuanganmu. Sehat selalu ya mama, agar aku selalu punya kesempatan untuk membahagiakanmu. Terima kasih mama. Love You. Doaku selalu untukmu 😘.

Terima Kasih ya Allah telah menemaniku dalam setiap langkahku. TanpaMu, aku tak berarti apa-apa.

Terima kasih suamiku, engkau adalah cintaku. Semoga Allah selalu menjagamu  😘. Sarangeeeeeee, Ayah 😘😘😘

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada para murobi saya, para sahabat, teman, dan orang-orang hebat dalam hidup saya. Hanya satu kalimat untuk kalian "Semoga Allah membalas kabaikan untuk kalian" 😘

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

#Menyimpan cerita untuk sebuah kenangan

Hai anakku, ini adalah alasan mengapa Bundamu tidak mendidik dan membesarkanmu dengan cara memanjakanmu. Tetapi, tidak akan pula membiarkanmu kekurangan kasih sayang dan cinta dari Bundamu ini. Agar Engkau kelak tahu arti sebuah perjuangan, agar engkau tahu cara menghargai apapun dan siapapun, terutama Tuhanmu, Allah SWT, agar Engkau kelak menjadi manusia yang bahagia karena mensyukuri banyak hal dan berterima kasih pada siapapun dan untuk apapun

Baca juga: CARA AGAR ANAK PANDAI BERSYUKUR

Nak, hiduplah dengan terus belajar dalam mengarungi perjalanan ini, cintai Tuhanmu dan jadilah yang dicintai Tuhanmu. Karena

"Kita hidup bagaikan di dalam sebuah kotak. Setinggi apapun cita-cita-cita kita dan sejauh apapun kaki kita melangkah. Akan selalu ada yang membatasi kita yaitu sebuah Kematian". 
Ingat pesan Bunda, sayang 😘😘

Dari Bundamu, yang cintanya dan doanya selalu untukmu, anakku. Hingga jiwa ini suatu hari nanti tak akan lagi mampu mendampingimu 😘.

Tangerang Selatan, 2018

37 comments

  1. menurut saya semua yg terjadi pada kehidupan kita pasti pasti ada sisi baiknya, sedih, putus asa, dan kesulitan pada akhirnya akan ada bahagia. Perjuangan Ibu bagi saya tak ada duanya, dan dari situ saya belajar menjadi ibu bagi anak2 saya sekarang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget Bun. Nggak ada sesuatu yg terjadi sia2, bahkan rasa sulit sekalipun 😃

      Delete
  2. Masyaa Allah mbak. Saya yakin kedua orangtua mbak Yenni pasti bahagia krn anaknya telah sukses. Meskipun gaji tak seberapa tapi kalau dijalani ikhlas hati insyaa Allah akan didatangkan rezeki lebih dari sumber yg tak disangka2 mbak. Yakin

    ReplyDelete
  3. Tetep semangat ya mbak..Doa restu ibu yang membuat mbak bisa jadi seperti sekarang. Bersyukur masih bisa membahagiakan ibu di masa hidupnya.

    ReplyDelete
  4. DI balik kisah yg berharga tersimpan hikmah yg luar biasa ya Mbak... Semangat! Salut sama Mbaknya, saya dulu jg jalan kaki terus waktu sekolah... Padahal teman2 pada bawa motor, diantar mobil, ya cuma demi hemat uang saku, soalnya sy jg bukan dr keluarga berada, uang saku jg pas2an. Diajak naik becak sm teman nolak mulu krn duit gak cukup.

    ReplyDelete
  5. Mewek saya mbak... Memang perjuangan ibu begitu besar untuk saya. Apalagi sekarang saya juga sudah merasakan jadi ibu. Baru tahu rasanya.

    ReplyDelete
  6. Aku terharu mbaaa..
    Masya Allah perjuangan hidupnya luar biasa...
    Dirimu hebaat mbaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang hebatnya Allahnya dan orang2 yang telah menguatkan. Mksh ya 😘

      Delete
  7. Dear Mbak Yeni, kisah Mbak Yeni sangat keras. Saya terharu ibunda Mbak Yeni bisa membesarkan Mbak Yeni hingga seperti sekarang. Semoga ibunda Mbak Yeni sehat selalu.

    P.S. Rumahnya cukup bagus untuk ditinggali seorang lansia, menurut saya. Modern tapi cukup homey.

    ReplyDelete
  8. Inspiratif,mba jadi jejak yang indah ya saat ini walau saat itu terlewati dengan kegetiran

    ReplyDelete
  9. Aku baca dr awal sampai akhir n speechless. Ga tau hrs ngomong apa. Keren bun bs bertahan dg keadaan ekonomi yg begitu sejak kecil. Kalau ak jujur malah sekarang (sjk berumah tangga) yg agak berjarak dg mama. Iya, mama aku org kaya. Agak 'gimana' liat status anaknya yg cm jd IRT. Sampai suatu ktk ak prnh ga tahan n nulis hal seruoa diblog dg judul, "Ma, maafkan jika anakmu hanya bisa menjadi Ibu Rumah Tangga SAJA". Tp sejak nulis itu legaaa.. N ak tau banget sensasi bunda stlh selesai nulis ini. :)

    ReplyDelete
  10. masa lalu kita nyaris sama
    saya juga harus hidup prihatin hingga SMA
    alhamdulillah melalui suami juga derajat saya diangkat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Percayalah Bunda, bukan suami yang menaikkan derajat Bunda. Itu semua pasti karena bunda memiliki sesuatu yang tak semua orang punya. Makanya dia memilih Bunda. Semangatt ya 😃

      Delete
  11. Mbaaaaaa aaaaaakkkkkhh aku mewek. Bener mewek bacanya. Harusnya semangat yang mba yeni miliki dulu, dimiliki juga oleh anak-anak sekarang dengan kondisi ekonomi seperti mbak dulu. Miris banget aku klo denger orang2 di (maaf) kampung lebih memilih nikah muda ketimbang berusaha untuk menempuh pendidikan dengan berbagai cara.

    ReplyDelete
  12. I know how it feels mbak yeni. Jujur rasanya kita harus beryukur karena saat-saat berat itu sudah berlalu. Selain itu, ujian-ujian masa lalu itulah yang membentuk kita saat ini. Rasanya enggak mungkin mbak yeni bisa sesukses sekarang kalau bukan karena gigih. seamnagat ya mbaakk

    ReplyDelete
  13. Halo mba salam kenal ya. Senang dengan tata cara menulis yang sungguh membuat aku terharu. Terharu atas perjuangan ibunda serta upaya mba Untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga. Sehat selalu ya

    ReplyDelete
  14. Terharu baca kisah Mbak Yeni ini, juga perjuangan orang tua agar anak bisa tetap sekolah. Selalu sehat ya, mbak, dan sukses menjemput impian

    ReplyDelete
  15. Merinding aku bacanya, Mbak. Dulu aku juga sempat merasa bahwa aku tidak bahagia berada di keluarga ini dan selalu membayangkan bagaimana jika aku berada di keluarga yang lain. Tapi sekarang, aku merasa yang paling beruntung. Kisahnya luar biasa. Nice post mbak.

    ReplyDelete
  16. dulu sebelum punya anak, aku sempet mikir ini nyokap kok bawel banget yak.. banyak banget ini itu nya.. tp setelah punya anak kayak skarang ini, uhhh... ngerasain banget deh! bawel2nya tuh karena apa hehehe.. jd makin sayang sama Mama..

    ReplyDelete
  17. Cerita yang inspiratif Yen. Everything happen for a reason ya.

    ReplyDelete
  18. alhamdulillah ya, mbak meski dulu hidup dalam keterbatasan tapi sekarang sudah bisa membahagiakan orang tua

    ReplyDelete
  19. Terharu. Kalau saya suka perhatikan. Biasanya mau sesederhana apapun hidup kita, biasanya akan kuat kalau ada sosok ibu yang tangguh ya, Mbak

    ReplyDelete
  20. maa syaa Allah
    hebat, bun
    dibutuhkan keberanian luar biasa untuk bisa menceritakan masa lalu yang membuat seseorang terluka dan hanya yang berani yang bisa
    salut, bunda
    sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  21. Sosok Mama memang hebat. Pejuang tangguh, dalam keterbatasan tetap penuh kasih. Jauh banget dengan ibu saya yang sudah CV dilimpahi keberlebihan rezeki lewat bapak, menjadi insan yang tidak pernah merasa puas serta mubazir parah
    Bunda dulu Bandungnya mana? Saya Kiaracondong. Suka beli koran juga.
    Saya kagum pada perjuangan Bunda.🤩❤

    ReplyDelete
  22. Salut mb atas semangatnya. Semoga kita melahirkan anak2 yang tidak cengeng dan sanggup bertahan dikerasnya kehidupan.

    Dari kemaren juga pengen nulis kisah hidup dulu, momen si sulung mau kuliah biar tau gmn kerasnya hidup yang dijalani ortunya. Tapi teman menyarankan jangan pernah menyamakan kita dengan mereka

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏