Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Ketika Profesi Blogger Dianggap Pamer

ketika profesi blogger dianggap pamer

"Ikh itu orang ya, meni suka pamer banget sih. Jalan-jalan aja harus diunggah ke medsos"

"Ya ampunnnn itu orang ya, punya produk ini itu aja harus diupload di medsos"

"Itu orang kenapa ya? Tiap kegiatan belajar ama anaknya, meni harus ya diliatin ke orang-orang"

Atau, kata-kata yang seperti ini

"Kita itu nggak harus kan, unggah semuanya di medsos cuma untuk memperlihatkan betapa hebatnya kita pada semua orang"

Ada yang komentar begini? Banyakkkkkk. Sekilas terlihat keren dan benar ya. Tetapi bisa jadi tidak benar dan bahkan menyakiti jika dilemparkan pada orang yang salah sasaran.

Saya itu suka gemessss ya denger curhatan para blogger di media sosial yang ngungkapin perasaan sedihnya suka disuudzonin ama orang-orang yang maaf ya *yang sok tahu

Bukan gemes ama bloggernya, tapi gemes ama orang-orang yang ngomongnya. Jadi, ibu-ibu atau buat siapa pun ya. Sebelum kita komen dan menghakimi orang lain atau berburuk sangka pada orang lain. Yuk, ah cari tahu dulu.

Jangan-jangan orang yang suka upload foto-foto makanan di medsos itu, memang senang masak dan senang berbagi resepnya di medsos. Siapa tahu dia seorang food blogger.


blogger dan media sosial
Pixabay

Orang-orang yang mengunggah foto travellingnya di medsos, jangan-jangan dia seorang travel blogger yang tugasnya memberikan informasi pada orang lain.

Jangan- jangan orang yang suka mengunggah kegiatan stimulasi anaknya di rumah seorang blogger parenting seperti saya *uhuk. Yang niatnya hanya ingin berbagi dan membantu mengedukasi atau memberi ide pada orangtua yang lain.

Itu semuaaaaaa mereka nggak maksud pamerrrrrrrrrr. Tapi, itu pekerjaaaaaaan. Selain mereka berbagi, mereka pun sedang bekerja. Mereka sama kayak orang lain yang sedang bekerja di luaran sana untuk mendapatkan uang dan itu salah satu cara mereka mencari nafkah. Nggak ada bedanya ama yang lain. Mereka bekerja lewat tulisan mereka. Jadi, mau nggak mau mereka memang harus aktif di dunia maya. Karena di sanalah tempat mereka bekerja

Selama yang mereka tulis itu jujur dan sekedar memberikan informasi lewat media sosial mereka kepada pembaca. Itu hukumnya "Halallllll" nggak ada maksud pamer.

Terus kenapa kalau travell blogger itu banyak upload foto jalan-jalannya? Ya iyalah, karena dia seorang travell blogger dan itu salah satu caranya dalam membangun personal branding. Untuk apa personal branding itu? Salah satu jawabannya adalah untuk pekerjaan. Agar orang lebih mudah mengenal kita. Bukan pencitraan yang negatif.


apa itu personal branding


Seperti tukang teralis, pasti yang dia jual adalah produknya dan brosur yang mereka bagikan juga pasti tentang motif-motif teralis mereka bukan. Mereka sebut-sebut pada orang lain bahwa mereka membuka usaha teralis. Nah, yang mereka lakukan itu adalah salah satu cara mereka membangun personal branding agar orang-orang pada tahu tentang bisnis mereka

Begitu juga dengan seorang blogger. Blogger itu perlu membangun personal branding karena mereka pun menjual nama mereka kepada agency, brands, dan orang lain. karena mereka adalah pekerja jasa. Lalu, siapa yang menggunakan jasa mereka? Ya kita. Ketika kita mencari suatu informasi apapun, pasti salah satu yang kita buka itu internet bukan? Nah, website-website yang kita buka itu adalah tulisan tangan para blogger dalam menyediakan sebuah informasi untuk kita

Kalian tau nggak salah satu cara sebuah brands dan bahkan brands besar dalam mengenalkan produk mereka di dunia maya menggunakan jasa siapa? Ya jasa blogger itu. Kenapa harus menggunakan jasa blogger? Karena sekarang adalah zamannya era digital. Zamannya dunia maya.

Banyak pekerjaan baru yang muncul di zaman ini seperti youtubers, blogger, influencers dll. Nah, begitu cara kerja mereka. Jadi, janganlah ya karena ketidaktahuan kita atau ngerasa kita paling berilmu, kita menghakimi orang lain itu pamer dengan mudahnya, dan orang yang bermedsos itu negatif.  Rasanya itu sakittttttttt, lho!

Jadi kalau ada yang bilang bahwa semua personal branding itu negatif. Saya cuma bisa bilang "maenmu kurang jauh sayangggggg".

Jadi ya Ibu-ibu dan buat siapapun. Kalau kita tidak tahu ilmunya, yuk ah berhati-hati. Bahwa tidak semua situasi dan kondisi orang lain itu sesuai dengan teori ilmu kita. Memang benar salah satu ciri orang pamer itu suka mengunggah ini itu di medsosnya. Tapi, tidak semuanya bukan? Salah satu cirinya adalah kami yang memang bagian dari profesi kami untuk memperkenalkan tulisan atau suatu produk pada banyak orang.

Kenapa artis suka ngiklan di produk ini itu, tidak kita sebut mereka pamer? Karena mereka hanya mengenalkan produk bukan? Mereka hanya kerja bukan? Begitu juga dengan profesi blogger ini

Jadi, pamer atau tidak pamer, itu semua dikembalikan pada niat kita masing-masing

Lalu, apakah semua blogger menulis untuk mencari nafkah atau untuk bekerja? Tidak. Saya pribady niat awal saya menulis di blog murni untuk berbagi. Bagi saya menulis itu adalah salah satu bentuk aktualisasi saya dari rumah. Bagi saya, menulis itu salah satu ladang dakwah saya berbagi kebaikan dan ilmu untuk orang lain. Dan di tengah perjalanan berbagi itu, tanpa di sadari malah mendatangkan uang, saya anggap itu hanya bonus dariNya

Karena lagi-lagi saya bilang bahwa tidak semua orang menggunakan medsos itu buruk atau cuma buat main-main. Karena ini adalah era digital dimana orang lebih banyak berinteraksi di dunia maya. Nah, disinilah peran kita sebagai manusia untuk berbagi kebaikan bukan saja di dunia nyata tetapi lewat dunia maya, berbagilah lewat tulisan-tulisan kita

Sekalipun saya menerima job dan konten saya beberapa mengandung sponsored post. Tetap saya mengedepankan kejujuran, berbagi informasi, berbagi ilmu dan tanpa mengurangi makna di dalamnya. Walau begitu saya tetap pilih-pilih job. Selama sesuai dengan tema blog saya parenting (keluarga/dunia ibu) dan sesuai dengan prinsip saya, saya ambil.


blog dan blogger
Pixabay

Tetapi, tetap konten-konten di blog saya jauh lebih banyak konten murninya. Dan semoga tulisan saya mengenai profesi blogger ini bisa memberi ilmu dan pemahaman sedikit tentang dunia blogging ya ibu-ibu. Agar kita tidak dengan mudahnya berburuk sangka dan menyamaratakan semua orang itu pamer

Intinya jaga hati kita, jaga lidah kita, jaga jempol kita. Jangan sampai kita melakukan dosa tanpa kita sadari itu menyakiti orang lain *nunjuk ama diri sendiri

31 comments

  1. cuekin aja mba, mulut2 bon cabe emang pada demen kasih komen mau blogger atau bukan mereka mah tetep wkwkwk...
    aku malah sengaja makin seneng pamer kalau ada yg nyindirin gitu :D

    ReplyDelete
  2. Niat saja di lurusin ,karena tuhan tahu itu.

    Mereka hanya lihat didepan, tidak melihat perjuangan kita, susahnya bikin foto, rebutan tiket murah dll

    ReplyDelete
  3. Those who judge will never understand, and those who understand will never judge. Hihii ...

    ReplyDelete
  4. Kitanya lagi kerja dikira riya..hahaha. Aku kena berapa kali Bun. Dulu aku ambil hati. Sekarang terserah dah, yang penting enggak ngerugiin orang. Toh kita mau profesional, sudah dibayar ya musti kerja , kan?
    Yuks semangat pamer kita..eh semangat kerja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak nyangka bunda dian pernah punya pengalaman gitu juga ya 😃

      Delete
  5. MasyaAllah pernah denger yang begitu.. Ternyata tertulis lengkap disini.. Saya Alhamdulillah dijauhkan oleh org org yang begitu.. Semoga selalu dijauhkan.. Hehehe

    ReplyDelete
  6. alhamdulillah selalu berusaha positif thinking karena ya Blogger itu kan mulia dan panggilan hati....

    ReplyDelete
  7. Memang org2 yg nyinyir selalu ada di mana2. Tapi, kebanyakan kr mereka belum tahu aja apa itu blogger. Jadi, tugas kita sekalian mengenalkannya. Dan, kalau tetap dinyinyiri, ya udah, dicuekin aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener bun tugas kita mengedukasi mereka. Semoga tulisan ini bisa mengedukasi siapa aja yang belum tahu ya

      Delete
  8. Hihihi mulut-mulut cabe kasih aja cobek! Biar puassss sekalian wkwkwk. Semangaaad ah cintaaaa

    ReplyDelete
  9. Hahaha pusing mak kalo ngurusin mulut usil, yang suka nyinyir begituuuh. Hempas manjhah aja deh *ala syahrini. Sama sekalian suruh ngopi ngopi syantik biar pikirannya fresh dan gak suka neting hihi :D
    Biar susahnya jadi blogger cuma kita yang tau *uhuk

    ReplyDelete
  10. Setuju sekali mbak. kita harus berhati dalam menilai seseorang. Jangan hanya menilai seseorang dari luarnya saja.
    Karena menjadi blogger itu tujuannya untuk memberikan informasi yang suatu saat akan berguna untuk orang lain :)

    ReplyDelete
  11. berhubungan dengan media sosial ya begitulah nasibnya

    ReplyDelete
  12. Blogger harus tetap semangat, netizen boleh bebas yang penting terus positif thinking

    ReplyDelete
  13. iya nih aku mainnya kurang jauh. Ajakin main dong, kakak blogger hitsss :D
    saya memang suka pamer di medsos dan blog, pamer liburan terus >,<

    ReplyDelete
  14. Ya gitulah mba. Yang ga tahu biasanya lebih kencang berkicau. Kita yg lebih ngerti kasih edukasi sambil tutup kuping sama kata2 yg ga enak dan ga bener 😁

    ReplyDelete
  15. Ini rempongnya juga ya zaman sekarang bun, kalau saya dibilang pamer malah senang, karena itu berarti branding saya sukses hahaha.

    Cuman kadang kasian juga sih, zaman sekarang banyak orang yang tanpa sadar ter influence oleh konten-konten kita, sehingga mereka bereaksi terlalu berlebihan.

    Misal, kita menyebarkan untuk peduli dengan tumbuh kembang anak, eh ditanggapi terlalu serius sehingga yang dia lakukan terlalu memaksakan diri dan bikin jadi masalah.
    Misal harus ikutin cara si ono, padahal mungkin dia gak sanggup.

    Sama juga kalau ada influencer yang sesekali pamer tindakan manis suaminya, trus yang ter influence itu malah kesal sama suaminya sndiri, karena gak bisa kayak suaminya orang yang dia liat di medsos.

    ReplyDelete
  16. Tulisan yang sangat menarik sekali. Sering kali saya mendengar hal ini, ditempat kerja atau dikampus, masih banyak yang tertukar aantara tujuan publis apakah untuk membangun personal branding atau sekeder pamer happy��

    ReplyDelete
  17. Iya bun bikin kesel org seperti itu. Temen ak yg gak update sosmed bahkan bilang yg sosmed an itu org yg suka gossip2

    ReplyDelete
  18. Gak cuma jadi Blogger kok mbak.. pada intinya kalo kita berniat mau membagikan informasi (atau minimal ingin mengenalkan sesuatu) seringkali dianggap pamer. Padahal niat kita sharing, barangkali ada orang yang membutuhkan informasi tersebut. Awal-awl ngeblog saya sempet pingin berhenti. Etapi saya inget, niat saya ngeblog kan bukan karena memuaskan keinginan " mereka ". Tapi untuk mereka yang mencari informasi. 😁😁😁

    ReplyDelete
  19. uwaa, akhirnya apa yang selama ini ada di dalam benak keluar juga ya mbak yen. Semangat ngeblog!

    ReplyDelete
  20. Aku nggak terlalu peduli dengan omongan orang. Sekali-sekali memang ada. Karena pertemanan sekarang makin meluas. Tetap semnagat ya mbak Yeni.

    ReplyDelete
  21. Untungnya sampai sekarang belum ada yg komentar negatif soal blog sih. Tapi justru kadang komentar tersebut datang dari diri sendiri. Suka cemas2 kalo posting ini, gue dianggap sombong nggak ya. Kalo sharing ini, gue dianggap sok tau gak ya. Padahal sebenernya gak ada niatan tersebut sih. Yang penting selama gak merugikan diri sendiri dan orang lain, blogging jalan terosss ya, Mba

    ReplyDelete
  22. Ya gt deh kurang pengetahuan menyebabkan pemikiran pendek,, tapi asik ya pekerjaan nya setara sama artis,, kita di sejajarin itu rasanya gimana gt padahal ya dsyukuri aja fee sama bayaran artis ketimpang jauh wakakaka

    ReplyDelete
  23. Waaaah bener banget mbak. Sering dikatain pamer, sok sibuk, sok cakepan ngunggah skincare Mulu. Sedih sih, padahal itu semua mah tuntutan. Makasih sharingnya mbak. Salam, muthihauradotcom

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏