Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Ibu yang Tidak Sempurna


ibu yang tidak sempurna
Pixabay

"Tak ada ibu yang sempurna begitu juga dengan diri kita. Setinggi apapun ilmu yang kita punya tak akan pernah bisa membuat kita menjadi ibu yang sempurna. Kita tetaplah ibu yang tidak sempurna. Walau begitu, paling tidak kita selalu punya pilihan untuk terus belajar menjadi ibu yang lebih baik"

      Sebagai seseorang yang lulusan dari dunia pendidikan, bertahun-tahun bekerja dan menimba ilmu di dunia pendidikan dan berkali-kali mengikuti seminar parenting dimana-mana. Tidak serta merta membuatku menjadi ibu yang sempurna ataupun langsung hebat

Tentu saja dengan Bunda semuanya, ya. Ada banyak hal dan banyak rasa yang membersamai proses belajar kita menjadi seorang ibu. Senang, marah, sedih, lelah dan kaget menjadi sebuah kesatuan rasa yang kita sebut nano-nano kan ya hahaha 😂. Karena ternyata menjadi ibu itu tidak mudah, ya.

Dulu, waktu sebelum menikah dan masih gadis. Kalau melihat seorang ibu yang tega memukul anaknya di depam umum itu rasanya itu aku ikutan memendam amarah pada ibu itu dan satu kalimat kemarahan yang tersimpan di dalam hatiku pada ibu itu adalah "Ya ampun, kok ibu kayak gitu, sih?"

Yup, dengan standar ilmuku dulu, dengan mudahnya aku tidak mentoleransi sekali apa yang dilakukan oleh ibu itu. Memang sekarang kamu nganggap kalau mukul anak itu boleh? Ya, nggak dong, tetapi karena sekarang aku sudah menjadi ibu dan tahu jadi ibu itu berat membuatku melihat dari sisi yang lain

Oh mungkin ibunya sedang kelelahan, ibunya sedang banyak pikiran, atau kurang mendapatkan perhatian dari suaminya sehingga tanpa disadari ibu itu melampiaskan pada anak-anaknya.

Memaklumi bukan berarti aku membolehkan memukul anak ya. Tapi jadi tidak mudah menghakimi orang lain, tetapi sebaiknya ibu itu kita rangkul, dikuatkan dan diedukasi pelan-pelan. Berusaha melihatnya dari sisi yang berbeda.

Nah, itu kan cara kita memandang orang lain. Bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri sebagai ibu? Misalnya

Pernah nggak sih Bunda baper melihat ibu lain yang pintar sekali memberikan kegiatan stimulasi untuk anaknya di rumah? Sedangkan kita boro-boro mau telaten kayak begitu. Apa saja yang distimulasi pada anak saja kita tidak tahu. Selintas kita merasa menjadi ibu yang tidak cerdas bukan?

Baca juga: 4 CARA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI UNTUK IBU RUMAH TANGGA

Pernah nggak sih Bunda baper melihat ibu lain yang pintar sekali memasak, membuat cemilan sehat yang lucu bentuknya untuk anaknya di rumah? Sedangkan kita apa atuhhhhh masak mie dengan telur saja, telurnya malah gosong di bagian bawahnya. Adakah yang begitu? Akuuu hihihi antara ingin tertawa dan nangis ini hiks. Selintas terlihat diri kita ini begitu menyedihkan ya. Masak saja nggak bisa

Atau

Sedang berkunjung ke rumah orang lain dan kita melihat "waw rumahnya bersih sekali". Lalu, kita  melihat rumah kita sendiri yang bagaikan kapal pecah penuh oleh mainan anak-anak. Selintas hati kita jadi sibuk membanding-bandingkan rumah orang lain dan rumah kita. Pada saat itu kita seolah-olah bagaikan ibu yang malas untuk bersih-bersih

Dan tentu saja masih banyak hal lain yang membuat diri kita ini begitu buruk, tidak berguna menjadi ibu. Iya, kan?

Tidak apa-apa Bunda tenang saja. Kita akui saja kita memang belum bisa. Toh wajar kok kan kita bukan ibu yang sempurna. Percayalah Bunda, di dunia ini nggak ada ibu yang sempurna yang semuanya langsung serba bisa. Nggak ada.

Bahkan Siti Khadijah yang begitu keren dan hebatnya mendampingi suaminya Rasulullah dan membersamai anak-anaknya tetap saja beliau bukanlah seseorang yang sempurna. Kenapa?

"Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah".

Jadi, kalau ada sesuatu yang nggak sesuai dengan hati kita. Nggak usah dibaperin. Malah yang ada kita perlu mengubah sudut pandang kita dari negatif menjadi positif. So, daripada kita sibuk baper kenapa nggak kita jadikan itu sebagai sebuah motivasi untuk kita menjadi ibu yang lebih baik lagi. Mau kita belajar pelan atau pun cepat, yang penting kita belajar.

Baca juga: BUNDA INGIN MENJADI IBU YANG PRODUKTIF? BEGINI CARANYA!

Kalau rumah berantakan ya woles aja. Namanya juga punya anak kecil. Nggak mungkin bisa sempurna kita membereskan rumahnya. Kalau belum bisa menstimulasi anak, ya kita tinggal belajar. Dibawa santai saja, nggak usah dibaperin *lagi ngomong ama diri sendiri 😂

Yang penting prinsip kita tetap sama. Apa itu? Bagaimana membuat diri kita menjadi ibu yang lebih baik lagi. Demi apa? Ya tentu saja demi bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita tercinta.

Kalau begitu siap menjadi ibu yang lebih baik lagi kita Bunda? Siapppppp. Ok kalau begitu, jangan lupa juga bahagia ya Karena anak kita tidak membutuhkan ibu yang sempurna tapi ibu yang bahagia dalam setiap proses belajarnya menuju arah yang  lebih baik lagi

Semangkaaaaaaa 💕

#SelfReminder
   

11 comments

  1. Saya belum menjadi ibu, tapi bisa merasakan bagaimana dalamnya tulisan ini..
    Semoga bisa menjadi ibu yang semakin baik dari hari ke harinya yaa mba.. Aaamiin

    ReplyDelete
  2. Nah betul sekali mba, saya setuju banget

    ReplyDelete
  3. Setuju...ibu juga manusia. Ada khilafnya..jadi daripada mengejar kesempurnaan diri lebih baik merasa bahagia sehingga dampaknya akan dirasakan oleh keluarga. Happy mommy happy family!

    ReplyDelete
  4. Baca ini aku merasa dipukpuk-in sama teh Yeni. Aah thank you for write this post.
    Dari yang aku pahami dan rasakan sekarang jadi ibu emang ga mudah. Yang penting jangan menghakimi diri sendiri ya teh, soalnya lebih bahaya. Ya menghakimi orang aja ga baik, apalagi menghakimi diri sendiri dengan bilang bukan ibu yang baik misal. Karena kalau ibu yang sempurna mah emang ga ada ya.

    ReplyDelete
  5. saya jg belum jd ibu. Nice sharing kak.

    ReplyDelete
  6. Bener mba Yeni, jadi ibu itu pekerjaan paling sulit di dunia. ehehehe... jadi lebai. Kenapa paling berat? karena sejak hamil sampai anak gede, kita bertanggung jawab menjaga dan membimbingnya jadi orang yang berkarakter unggul. Belum lagi urusan domestik lain dan kerjaan kantor yang juga menuntut diselesaikan, tapi ibu harus bisa memenej emosinya dengan baik. Ini bagian yang paling sulit, karena "bayarannya" invisible. Butuh hati yang rela dan ikhlas untuk melakukan semuanya, juga dukungan dari orang-orang terdekat. semangatttt!!!

    ReplyDelete
  7. Yang bikin sedih itu adalah penilaian dari keluarga dekat (mertua dan ipar). Seolah-olah rumah yang berantakan itu aib, jangan sampai tetangga atau orang lain tau. Aku pernah sampai jatuh sakit karena mastiin rumah rapi, cucian bersih, nggak ada piring dan pakaian kotor, hingga selesai jam 01.00 dini hari. Padahal siangnya udah sibuk anter jemput anak sekolah dan urusan lainnya. Btw, sekarang yang penting jadi Ibu yang bahagia aja, Mbak. Biar anak dan suami juga ketularan bahagia.

    ReplyDelete
  8. Mantap Bun.
    Saya juga sering baper kalau lihat seorang ibu yang dengan tangkasnya membuat cemilan sehat pada buah hatinya, tanpa rempong. 😁

    Secara kita memang bukan ibu sempurna. Tapi ibu yang berusaha dengan sempurna mencurahkan kasih sayangnya buat keluarga.

    Senang jalan2 di blog Bunda Yeni. 😗

    ReplyDelete
  9. Kalau saya sih mencoba melakukan yang terbaik untuk diri dan keluarga. Nobody ia perfect, lakukan perbaikan terus dan terus. Menghindari hal yang akan memberi dampak negatif, berusaha terus menjadi pribadi positif dan selalu bahagia.

    ReplyDelete
  10. Benar banget, seorang ibu juga manusia yang tidak sempurna. Namun, dengan ketidaksempurnaan itulah, kita dituntut untuk terus belajar di sepanjang hidup.

    ReplyDelete
  11. Pernah banget. Iri karena rumah yang selalu bersih. Sedangkan anak saya aktif banget sehingga rumah hampir selalu berantakan. Wkwkwk... Makasih pencerahannya bunda

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏