Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Pentingnya Melihat Dua Sisi di dalam Pernikahan

pernikahan


Hai kalian ingin menghindari pertengkaran yang nggak perlu? Menurutku kita perlu belajar juga melihat dua sisi di dalam pernikahan itu agar kita tahu ini layak nggak sih bikin kita berantem? Tapi ngomong-ngomong kalian kalau berantem ama pasangan tipe yang jarang atau sering? Sebenernya berantem itu hal yang wajar ya. Malah katanya bumbunya cinta *asyikkkk 😂. Seriusan ya, sehabis berantem ama pasangan itu kalau udah baikannya itu bikin kita tambah cinta ya 😍.

Tapi kalau sering berantem dan sediki-dikit berantem berarti pertanda ada yang perlu diperbaiki nih bareng-bareng. Bukan nyari siapa yang salah siapa yang bener tapi bareng-bareng nyari solusi. Nah menurut aku, agar kita nggak sering berantem apalagi ngeberantemin sesuatu yang nggak penting, kita perlu belajar juga untuk melihat dua sisi di dalam hubungan apapun itu terutama hubungan pernikahan

Ini cuma sharing aja ya. Dulu waktu awal nikah, aku bete lho, sedih dan ngambek juga ngeliat ayah erysha yang sibuk ama kerjaan akhir tahunnya. Sedih aja ngerasa kurang diperhatiin. Tapi, makin ke sini aku makin merubah sudut pandangku.

Yang dulu cuma mikir dari sudut pandang aku aja. Tapi seiring waktu jadi belajar juga bagaimana menempatkan diri di posisinya dan ada di sudut pandangnya. Bahwa saat ini, dia berada di kondisi yang stres dengan kerjaannya yang harus selesai semuanya di akhir tahun, kondisi yang membuatnya nggak nyaman, kondisi yang seharusnya dia lebih membutuhkan perhatianku, pengertianku bahwa ini bukan maunya.

Bukannya menambah masalah dan bebannya dengan kesedihan dan ngambeknya aku. Toh nggak setiap bulan ini kan dia ngga perhatiannya. Sejak itu, ngambek itu berubah jadi rasa bersalah padanya. Sejak itu, aku belajar menurunkan egoku dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih, bahwa suamiku saat ini dalam kondisi sedang butuh-butuhnya perhatianku

Baca juga: Mengapa Pernikahan itu Soal Komitmen bukan Soal Kenyamanan

Sejak itu pula, kalau dia lagi sibuk banget itu dan lembur. Aku jadi lebih sering memberikannya pijitan, membuatnya minuman hangat ketika ia sedang lembur di rumah, menyiapkan cemilan untuknya, memberinya senyum manisku dan mengajak Erysha main di luar biar ayahnya bisa konsentrasi bekerja tanpa ia minta.

Kalau kalian tanya, apa aku ada perasaan sedih. Karena dia jadi sibuk bekerja? Ngerasa kurang diperhatiin dan jadi nggak sering main ama aku dan Erysha? Pasti ada ya, nggak boong sesekali ada, tapi allhamdulillahnya semangat menjadi istri yg baik untuknya jauh lebih besar daripada sedihnya 😍.

Tapi ketika ia sedang istirahat dan tiba-tiba memelukku atau mengajakku bercanda sebentar. Cuma itu yang ia lakukan tapi sungguh kembali membuatku tersenyum dan menguatkan diriku kembali. Nggak bisa dipungkiri bahwa pelukan suami itu sungguh menguatkan. Untuk itu wahai para suami, rajin-rajinlah memeluk istrimu ya 😍

Dan para istri mari kita doakan biar pekerjaan suami kita cepet selesai biar setelah itu kita bisa liburan wkwkkw 😂😂. Dan cerita di atas hanya satu contoh permasalahan kecil ya. Tapi jujur ya, proses seperti ini masih jadi proses belajar panjangku di dalam pernikahanku. Kita belajar bareng-bareng ya 😘

Jadi intinya suami istri itu jangan hanya melihat dari posisi dirinya aja. Tapi juga belajar melihat di posisi pasangan juga. Melihat dengan 2 sisi membuat kita lebih mudah mengerti, memahami dan bertoleransi pada pasangan kita di dalam kebaikan yang masih batas wajar dan sesuai dengan nilai-nilai agama

Baca juga: Cara Menjadi Pasangan yang Bahagia untuk Membesarkan Anak yang Bahagia

#selfreminder

4 comments

  1. betul ya, pertengkaran itu bumbu , tapi menghindari pertengkaran lbh baik dengan melihat dua sisi dari kiat dan suami. Semenjak anak2 dewasa dan pindah ke luar kota, tinggal berdua lagi, jarang banget bertengkar .

    ReplyDelete
    Replies
    1. MasyAllah, setelah melewati proses belajar yang panjang ya bun 😍

      Delete
  2. Meski belum nikah, aku suka baca-baca artikel dan buku soal marriage dan marriage conselling. Itung-itung persiapan mental sejak dini dan supaya jadi lebih tahu apa yang dicari dan apa yang perlu dibenahi dalam diri. Keren sekali Mbak bisa menekan ego. Biasanya ego itu yang susah kan ya untuk dikendalikan. Two thumbs up :)

    ReplyDelete
  3. Memang betul sih, tiap rumah tangga itu ada pertengkaran, tapi ya, yang normal saja, karena hidup ini bukan drama Korea..😄

    Betul sekali, memang kita harus melihat dari dua sisi agar tidak hanya menyalahkan tapi juga mengerti. Suami sibuk kerja bukan karena ngga peduli istri tapi khawatir kalo ia kurang keuangan sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhannya.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏