Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Tak Ada CiptaanNya Yang Sia-Sia, Begitu Juga Dengan Anak Berkebutuhan Khusus

                 

Masih banyak orang lain beranggapan bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus itu sesuatu yang memalukan, mencemarkan nama baik, dianggap tidak ada, aib keluarga, pembawa sial, kutukan dan di sembunyikan dari dunia. Sebagian lagi beranggapan anak berkebutuhan khusus itu anak gila atau bahkan terkadang di panggil orang gila oleh mereka yang belum paham ilmunya, di ikat agar tidak berkeliaran dan bahkan ada yang sampai dipasung bertahun-tahun oleh keluarganya. Miris memang, tapi memang begitulah nyatanya

Baca juga : Anak Berkebutuhan Khusus

        Tak jarang pula saya menemukan kasus anak-anak berkebutuhan khusus yang diabaikan oleh orang tuanya. Selalu diantar ke sekolah oleh nenek atau kakeknya dan terkadang hanya oleh asisten rumah tangganya. Jika saya tanyakan pada mereka kemana orang tua dari anak-anak itu. Mereka banyak yang menjawab "kerja bu atau nikah lagi bu" dan si anak hanya diurusi serta dibesarkan oleh kakek neneknya atau  asisten rumah tangganya.

        Anak berkebutuhan khusus ini tidak hanya sulit diterima oleh keluarganya tetapi juga oleh sebagian masyarakat kita. Masih banyak yang meneriaki mereka orang gila, masih ada  menggunjingkan orang tua dari anak ini "pasti orang tuanya dulunya nggak bener, makanya anaknya lahir nggak bener juga" atau dengan gunjingan yang lainnya. Terkadang para orang tua ini harus menahan segala rasa ketika lewat di depan umum membawa anak mereka dg tatapan-tatapan beraneka ragam dari banyak orang 

         Bagi para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus itu sungguh terasa berat bagi mereka. Tidak perlu kita menambah beban mereka dengan anggapan yang negatif tentang diri mereka dan anak-anak mereka , karena bagi orang tua anak berkebutuhan khusus yang sangat peduli pada anaknya, mereka sedang berjuang menerima anaknya, sedang berjuang berdamai dengan diri mereka sendiri, berjuang melawan tanggapan negatif orang-orang, berjuang mengurus dan membesarkan masa depan anak mereka dengan banyak pertanyaan di dalam hati "Ya Allah bagaimana masa depan anak kami ini ? Ya Allah siapa yang akan mengurus anak kami kelak jika kami telah tiada ? dan berbagai macam pertanyaan lainnya yang menguras hati mereka.

        Banyak hal yang mereka korbankan untuk anak mereka. Pekerjaan, pikiran, tenaga, air mata dan juga perasaan mereka. Kita tidak pernah tahu berapa banyak mereka menangis untuk anak mereka, berapa banyak perasaan bersalah menggelayuti hati mereka, berapa banyak kekuatan yang mereka butuhkan untuk menguatkan hati dan diri mereka untuk menerima kenyataannya dengan hati yang lapang, berapa banyak mereka harus menahan segala rasa atas setiap pertanyaan orang lain tentang anak mereka dan tak jarang sebuah nyinyiran dilemparkan pula pada mereka. Masih banyak hal lain yang mereka rasakan yang tidak pernah kita tahu. 

           Disaat mereka sudah belajar menerima keadaannya, mereka menjadi orang tua yang begitu mudah bahagia dalam setiap kemajuan kecil yang dilakukan oleh anak mereka. Kemajuan kecil bagi kita tetapi itu kemajuan dan kebahagian yang besar untuk mereka. Mereka tetap berusaha keras dan terus berjuang dalam mengoptimalkan kemampuan anak mereka karena mereka percaya "Tak ada produk Allah yang gagal begitu juga dengan anak mereka". Seekor semut saja Allah ciptakan dengan sebuah alasan apalagi anak berkebutuhan khusus, seorang hamba Allah.
"tak ada ciptaan Allah itu yang sia-sia, karena semua slalu punya alasan"
        Tugas kita membantu mereka, mendukung mereka dan menerima mereka dalam kehidupan bermasyarakat kita tanpa harus ada embel-embel negatif terhadap mereka

9 comments

  1. Saya punya siswa ABK di MTs. Alhamdulillah dia cerdas, tapi sayangnya masih banyak sikapnya yg diluar kontrol, kasihan. Saya selalu membelanya saat dia dibully teman-temannya. namun kecerdasannya bagaikan sebuah benteng untuknya.

    ReplyDelete
  2. Iya ya bun, banyak permasalahannya. Terasa rumit. Betapa pentingnya pengajaran dari usia dini ke ABK

    ReplyDelete
  3. Setuju! Anak-anak itu seringnya malah bikin orang dewasa belajar banyak ttg hidup....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, bun sebenernya anaklah yang banyak mengajari kita banyak hal ya 😃

      Delete
  4. Alhamdulillah saya mengenal kerabat yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Sabar dan telaten mengurus anaknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Subhanallah pasti perlu sesuatu yang ekstra dalam mendidiknya. Smga orang tua dan anaknya diberikan kemudahan dan semangat selau 😃

      Delete
  5. Terima kasih dukungannya, bun ☺Saya juga suka curhat dan nulis2 soal anak saya yang tunarungu, sebagai pelepas beban. Kalau bukan ortu yg berjuang utk mereka, siapa lagi kan...

    ReplyDelete
  6. Sepupu saya adalah anak berkebutuhan khusus. Umurnya 15 tahun lebih tua daripada saya. Agak sulit membuatnya diterima secara normal di antara keluarga kami. Ibu saya (yang notabenenya adalah penyambung darahnya dari sepupu saya itu kepada saya) kadang-kadang masih sering mendiskreditkannya.

    Sepupu saya itu tunagrahita. Istilah itu baru saya ketahui setelah kelas 3 SD. Sebelumnya, ibu saya menyebutnya kepada saya "cacat mental". Sewaktu saya kuliah, saya belajar biokimia dan mulai curiga bahwa apa yang dialami oleh sepupu saya itu adalah fenilketonuria yang berujung pada mutasi genetik. Dari situ saya mulai paham bahwa terjadinya cacat mental tidaklah berhubungan dengan "aib yang dilakukan orangtuanya di masa lampau".

    Menurut saya, orang-orang awam perlu banyak diedukasi bahwa mutasi genetik itu eksis. Bahwa teori penyebab anak berkebutuhan khusus itu bisa dijelaskan secara ilmiah. Kalau bisa dijelaskan secara logis, maka ABK tidak perlu diistimewakan. Ya dianggap sebagai anggota masyarakat biasa aja, yang kebetulan memang unik. Tetapi, bukankah setiap individu kita itu memang unik?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏