Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Ku Ingin Pulih Bareng Traveloka

Ku Ingin Pulih Bareng Traveloka


"Sesuatu yang menyakitimu tetapi tidak bisa membunuhmu, maka sesuatu itu akan menguatkanmu"


Ku Ingin Pulih Bareng Traveloka. Tak terasa sudah sebulan lebih anakku, Kayesa telah pergi dan tak kembali di dunia ini. Sudah sebulan lebih pula aku berjuang dengan hidupku sendiri. Berjuang menerimanya telah pergi, berjuang dengan jutaan rindu membuncah di dada tapi entah pada siapa harus aku lampiaskan karena dia yang ku rindu telah pergi. 

Aku berjuang dengan banyaknya kenangan yang begitu menghujam di dada. Hingga dada ini terasa sesak sekali dan air mata terus mengalir tak terbendung

Aku tak tahu bagaimana kami akan menjalani hidup kami selanjutnya tanpa hadirnya kembali. Aku tak tahu apakah kami akan baik - baik saja nantinya. Aku tak tahu apakah kami masih bisa bahagia sebahagia masa - masa ia masih berada dalam dekapan kami. Aku sungguh tak tahu. Tapi beginilah hidup. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita akan dipaksa untuk menerimanya. Dan kalian tahu? Sampai sekarang kami belum bisa menemukan jawabannya. Yang terasa hanya sesak


Baca juga: Hari Sebelum Dia Pergi

Baca juga: Selalu Ada PertolonganNya bahkan di Tengah Duka


Ketika aku kehilangan anakku
Foto aku dan Kayesa dan betapa masa - masa itu begitu bahagia

Aku jatuh bangun belajar berdamai dengan diriku sendiri. Belajar untuk tidak banyak berandai - andai. Padahal betapa ingin sekali ku memutar waktu. Betapa aku harus berdamai dengan rasa bersalah ketika ku hanya kehilangan waktu 10 menit saja di ruang ICU untuk temaninya. Semakin menyadarkanku bahwa 


"Yang dibutuhkan oleh seorang anak dari orang tuanya, bukan hanya kualitas kebersamaan, tapi juga kuantitas, banyaknya waktu bersama. Percayalah, dari aku yang telah kehilangan anak, menyadari dengan sangat bahwa betapa setiap waktu itu begitu berharga"


Aku pikir perjuanganku cukup, tapi ternyata belum. Karena aku harus berjuang pula menahan rasa amarahku ketika di saat dukapun masih ada orang - orang yang mengomentariku harusnya begini begitu. Orang yang memberi saran tanpa diminta. Padahal dia tidak tahu bagaimana sikonku sebenarnya. Nilai seperti apa yang aku anut.

Mengomentari dengan niat yang baik katanya. Tapi untuk apa niat yang baik itu jika tidak ada empati di dalamnya? Terlempar pada orang yang sedang berduka, pula. Ahhh sungguh betapa banyak orang yang berniat baik katanya tapi tanpa adab yang akhirnya niat baik itu berbuah menjadi menyakiti orang lain. Aku kesal dan aku marah. Tapi aku hanya tersenyum pilu membalas mereka. 

Aku pun kesal pada orang yang dengan mudahnya menceramahi orang lain. Padahal dia sendiripun tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan atau mungkin lupa rasanya kehilangan. Padahal kehilangan anak sendiri dengan kehilangan yang lain tentu berbeda rasanya. 

Ingin sekali ku berkata :

Hai aku sedang bersedih lho. Aku sedang berduka. Aku cuma butuh didengarkan, dipeluk, dirangkul, didoakan dan dibantu apa yang bisa dibantu. Bukannya diceramahi. Bukannya membanding - bandingkan cerita hidupku dengan cerita hidup orang lain, mana yang lebih sedih. Bukan. Karena sekalipun cerita hidup orang lain lebih sedih, bukan berarti rasa sakit yang ku rasakan tidak valid, kan? Rasa sakitku bukan untuk dijadikan sebuah perlombaan

Aku sudah hapal semua teori itu. Tapi percayalah, mengaplikasikannya ga semudah membalikkan telapak tangan. Nggak semudah berkata - kata. Aku bukan lagi kehilangan mainan yang hari ini menangis dan besok - besok langsung lupa. Bukan. Tapi aku kehilangan seorang anak yang tak kembali di dunia ini. Kehilangan darah dagingku. Kehilangan anak yang selama ini telah menemaniku. Dia salah satu bahagia di keluarga kecil kami. Lalu mengapa harus menyepelekan rasa sakitku? 

Ayolah, jangan menuntut orang lain sempurna. Mengapa kita tidak boleh bersedih? Mengapa kita tidak boleh memberi ruang dan waktu untuk berduka? Mengapa harus berpura - pura baik - baik saja? Berpura - pura bahagia. Mengapa harus berpura - pura kuat tapi hati sedang terluka? Untuk apa semua itu? Kita ini cuma manusia lho, manusia. Punya rasa senang, sedih, bahagia, takut, marah dll. Itu hal yang wajar, bagian dari emosi kita sebagai manusia. Jadi cobalah memanusiakan manusia. 


"Adakalanya kita tidak sedang baik - baik saja itu tidak apa - apa yang terpenting jangan lupa untuk bangun"


Kalian tahu, lama - lama hatiku pun terasa semakin lelah mendengar kata sabar dan ikhlas jika yang mengatakannya tanpa rasa empati di dalamnya. Hanya sebuah formalitas. Untuk apa? Lebih baik diam saja

Dan salah satu yang aku syukuri dalam keadaan seperti ini, aku tidak mendengarkan semua komen - komen yang katanya harus begini begitu yang bisa menjadikannya sebuah rasa bersalah atau penyesalan semakin dalam di hatiku. 


"Salah satu hal yang paling menyakitkan dalam hidup ini selain kehilangan adalah  PENYESALAN"


Dan aku, tak mau hidup dengan cara seperti itu. Karena tanpa mereka ucapkan, seorang ibu atau ayah yang baru kehilangan anaknya pasti ada rasa bersalah. Karena akan selalu merasa belum maksimal, karena akan ada perasaan belum memberikan yang terbaik untuk anaknya. Jadi tak perlu ditambahi lagi dengan komentar - komentar yang harusnya begini begitu. Kepergian anak saja sudah menyakitkan. Jangan ditambah dengan yang lain lagi. 

Betapa lelahnya kita kalau selalu mendengarkan kata - kata orang lain tanpa menyaringnya. Betapa melelahkannya ketika kita harus menggunakan standar hidup orang lain ke hidup kita.  


"Bagaimana kita akan merasa bahagia, jika kita tidak belajar mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu"


Dan kalian tahu, mungkin kita termasuk orang yang mau belajar, mau berusaha  memegang nilai - nilai yang kita anggap benar sesuai ajaran agama kita, sunnah nabi kita. Seperti peka dengan perasaan orang lain, berempati, dan menghormati hak - hak orang lain. Itu semua membuat kita jadi berhati - hati kan pada orang lain

Tapi di luar sana ada banyakkkk sekali orang - orang yang tidak mau belajar seperti kita. Orang - orang yang tidak memegang nilai yang sama dengan kita. Orang - orang yang dengan mudahnya menyakiti orang lain dengan lisan atau jempol mereka, orang - orang yang ga peka dengan perasaan orang lain, orang - orang yang egois, mau benar dan menang sendiri, orang - orang yang mengganggu hidup kita. Membuat kita tidak nyaman apalagi kalau ditambah kita tipe yang ga enakan. Orang - orang seperti itu akan semakin tidak menghargai orang lain. 

Jadi ya, menghadapi orang - orang seperti itu akan membuat kita semakin lelahhhhhhh sekali. Tapi kita pun tak mampu mengubah orang lain atau banyak orang bukan. Jadi cara terbaik adalah mengubah cara berpikir kita dan cara kita memberi RESPON terhadap mereka. Kamu tau kenapa begitu? Karena mereka itu di LUAR KENDALI kita dan kita tidak bisa berbuat apa - apa pada sesuatu yang di luar kendali kita. Yang bisa kita lakukan adalah cara kita meresponnya agar diri kita tak semakin lelah menghadapi tipe orang - orang seperti itu. Dan pastikan kita bukan tipe yang seperti itu 😊

Kita harus bahagia menjalani hidup kita. Karena apalagi yang akan kita butuhkan kalau bukan rasa bahagia dan ketenangan, bukan? Ikuti cara hati kita selama masih sesuai agama, tidak mengganggu orang lain dan sesuai prinsip hidup kita. Kenapa tidak kita menjadi diri kita sendiri dalam menjalani hidup kita sendiri tanpa harus diintervensi oleh orang lain. Tentu saja diri sendiri yang semakin lebih baik. Bukan diri sendiri yang menerima diri sendiri apa adanya yang akhirnya kita nggak belajar - belajar.

Sejak Kayesa pergi, aku benar - benar berjuang menemukan diri sendiri. Belajar membuat bahagia untuk diriku kembali. Berusaha hening mencari makna. Mencari hikmahnya untuk apa ini semua terjadi. Aku berusaha fokus pada apa yang bisa aku kendalikan dan belajar melepas apa yang tidak bisa aku kendalikan. Termasuk belajar menerima jika Kayesa benar - benar sudah pergi dan tak kembali 


Baca juga: Ketika Kayesa Lahir dengan BBLR


Saat ini, ingin sekali rasanya pulang ke Bandung dan lihat makam Kayesa. Tapi sayangnya, jarakku dan tempat itu begituuuu jauh. Padahal aku rindu.

Sebulan yang lalu, waktu pihak rumah sakit menyatakan Kayesa sudah meninggal, kami memutuskannya untuk membawanya pulang dan memakamkannya di dekat rumah kami di Bandung, bukan di Batam. Karena Batam bukan tempat kami menetap seterusnya. Kami berpindah - pindah. Kalau Kayesa dikuburkan di Batam dan nanti kami pindah, kami akan menitipkannya pada siapa jika di sini 

Kalau di Bandung, di sana kami punya banyak keluarga besar. Jadi makam Kayesa akan tetap terawat dan terjaga. Dan kami bisa setiap tahun jika ada rezeki selalu mengusahakan pulang untuk datang ke makam Kayesa. Aku ingat, betapa begitu dramatisnya dalam setiap langkah kami membawanya pulang hari itu. 

Jadi sekarang, aku ingin sekali pulang untuk datang ke makam dia. Setelah itu rasanya inginnnn sekali berlibur, menenangkan diri dan memulihkan diri. Hingga hati ini masih bisa peka untuk menangkap banyaknya hikmah yang mungkin sedang berserakan di sekitarku, tapi masih tertutupi oleh banyaknya rasa sesak di hati. Membahas tentang libur, aku ingin sekali berlibur di Putri Gunung Hotel Lembang Bandung. Mengapa? 

Ketika jenazah Kayesa berada di Bandara Hang Nadim Batam yang akan siap - siap di bawa ke Bandung

Waktu Kayesa dimakamkan

Puteri Gunung Hotel

Putri Gunung Hotel Lembang Bandung
Gambar: Traveloka

Aku belum pernah ke Putri Gunung Hotel. Tapi aku tahu hotel ini bagus karena adikku pernah menginap di sana. Waktu itu, kami menghadiahi adik kami liburan ke hotel ini sebagai kado untuk pernikahannya. Tempatnya yang alam sekali, sangat cocok untukku menenangkan diri dan pikiranku. Udaranya juga sejuk berbeda dengan udara di Batam. Jadi akan nyaman sekali membuat kebahagiaan keluarga di sana. Tempatnya pun luas. Memang cocok sekali bersama keluarga. Kalian bisa sedikit melihat gambaran hotelnya seperti apa di video ini ya 😊

                                                                Sumber: Queensa Family

Selain itu, dari adik dan aku pun lihat reviewnya juga di you tube, fasilitas hotel ini pun lengkap seperti adanya arena bermain anak. Ini wajib ada kan ya buat kita yang sudah punya anak, ada kolam renang yang luas dan banyak variasinya, ada jogging track yang cocok juga buat keluarga atau acara yang melibatkan banyak orang, ada kandang rusanya juga dll. Saking banyaknya jadi aku nggak bisa menuliskannya satu persatu hahaha 😂

Fasilitas Putri Gunung Hotel
Gambar: Traveloka
Gambar: Traveloka

Sumber: Traveloka

Selain itu, Putri Gunung Hotel juga dekat dengan 3 tempat wisata yang boleh banget kita kunjungi seperti Tangkuban Perahu, Floating Market Lembang dan Orchid Forest Cikole. 

Kalian tahu nggak, belasan tahun aku tinggal di Bandung, tapi aku belum pernah lho main ke Floating  Market Lembang dan Orchid Forest Cikole. Masa coba, orang lain yang berasal dari luar Bandung pernah ke sana, sedangkan aku besar di Bandung malah belum pernah huhuhu 😂. Terus aku baper kan ya lihat postingan mereka di IG mereka pas lagi main ke sana. Hatiku panas.. panas.. panas hahaha 😂

Nah jika aku jadi ke Bandung dan ke hotel itu, aku tinggal pesan saja tiket hotel, bis, dan pesawat pakai Traveloka biar praktis aja gitu.

Pesan tiket pesawat di traveloka
Pesan Tiket Pesawat di Traveloka



Pesan tiket bus & travel di Traveloka
Pesan Tikes Bus di Traveloka


Nah kebetulan sebentar lagi liburan sekolah kan. Boleh banget nih kita ajak anak - anak kita liburan bareng Traveloka aja. Soalnya banyak promonya juga 😊. Doakan kami ya Temen - temen semoga bisa segera ke Bandung lagi 😍. Aku sudah rindu lagi ingin datang ke makam Kayesa

Saat ini aku ingin memperbaiki diriku, semakin dekat denganNya dan memantaskan diriku untuk mendapatkan surgaNya. Aku ingin masuk surga, selain karenaNya juga karena aku ingin bertemu dengan Kayesa 😍.  Karena ku tahu, Kayesa sedang menunggu kami di surgaNya.  Saat ini aku hanya ingin pelan - pelan untuk pulih dan menemukan diriku kembali

So, sekarang kita perlu belajar jangan pedulikan semua kata orang ya. Jika tak sesuai dengan agama, ilmu, dan prinsip hidup kita, abaikan saja. Ikuti kata hati kita. Hidup sesuai cara kita dan standar hidup kita sendiri. Kenapa? Karena yang paling tahu hidup dan sikon kita ya kita. Bukan mereka  #LifeYourWay. Oke 😘


"Kita tak punya kewajiban untuk membahagiakan semua orang dan mengikuti semua mau mereka. Tapi kita punya kebutuhan untuk membuat bahagia diri kita sendiri karena memang begitulah cara kita mencintai diri kita❤"


6 comments

  1. Setujuuu mba Yeni. Hanya kita yg tau ttg diri kita. Jadi ga usah pedulikan Kata2 orang yang tidak ada empati dan merasa paling benar. Fokus aja dengan apa yg menurut kita bisa memulihkan hati yaaa 🤗

    Btw, hotel ini memang baguuuuus. Sebelum pandemi aku dan temen kantor sempet pengen stay ramean di sini pas acara kantor. Tapi waktu voting, yg menang hotel lain, jadinya sampe skr blm kesampaian juga. Cuma menurut temenku yg pernah nginep, dia sampe betaaaah banget di sana. Krn memang bagus, nyaman juga ramah anak. Jadi cocok utk hotel keluarga 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba. Suka gemes aku ama orang orang yang komen tanpa empati.

      Delete
  2. Banyak pelajaran yang saya ambil dari tulisan bunda. Bagaimana harus bersikap ketika sedang takziyah khususnya. Peluuk bunda. Ma kasih jugo info hotelnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pelukkkk juga Teteh.. Makasih ya teh udah mampir baca tulisanku 😘

      Delete
  3. Anak yang kehilangan orangtua disebut yatim piatu, tapi gak ada sebutan untuk orangtua yang kehilangan anaknya. Karena memang gak ada yang bisa mewakili rasa sakitnya 😭

    Semoga dengan berlibur sesuai keinginan bisa jadi salah satu cara memulihkan diri ya mbak..

    Anw, liat review hotelnya, jadi mupeng juga yaa mau ke situ, ahaha

    ReplyDelete
  4. Al fatihah untuk dedek Kayessa, peluk Mbak Yeni semoga segera pulang ke Bandung ya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏