Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Lebih Baik Memberi ke Pengemis atau Membeli ke Pedagang Kecil?

Lebih Baik Memberi ke Pengemis atau Membeli ke Pedagang Kecil?
Pixabay

Lebih Baik Memberi ke Pengemis atau Membeli ke Pedagang Kecil? Kalau berhenti di lampu merah itu kan suka ada yang maaf minta - minta ya biasanya. Aku suka bilang ke Erysha "Teteh, daripada kita ngasih ke orang yang cuma minta - minta atau pengemis padahal badannya masih kuat, lebih baik kita beli barang atau makanan ke pedagang kecil sekalipun kita ga butuh. Karena paling nggak mereka udah BERUSAHA jualan. Ngejaga diri mereka ngga sampai minta - minta 

Tahu ngga Teteh kenapa kita tetep beli sekalipun kita ngga butuh? Biar kita tetep bisa nolongin orang lain. Kata aku ke dia. Cuma aku belum masukin ilmu ke Erysha kalau belinya juga harus sesuai kemampuan kita juga 😂 ama ilmu bahwa sebenernya ketika kita beli makanan pedagang kecil itu, bukan kita yang nolongin mereka. Tapi sebenernya, merekalah yang nolongin kita karena lewat mereka kita jadi punya tabungan kebaikan buat nanti. 

Cuma ilmu ini nanti pelan - pelan aku masukin ke Erysha. Kalau langsung semuanya ntar anaknya ga mudeng kebanyakan ceramah emaknya 😂. 


Mengapa Kita Lebih Mendahulukan Membeli ke Pedagang Kecil daripada Memberi Kepada Pengemis? 

Lebih Baik Memberi ke Pengemis atau Membeli ke Pedagang Kecil?
Pixabay

Karena aku pernah baca cerita, kalau dulu waktu nabi Muhammad didatangi oleh seorang pengemis. Ada cerita kalau Nabi Muhammad ngga kasih uang ke pengemisnya, tetapi malah kasih kapak ke pengemisnya dan minta pengemis itu menebang kayu agar hasilnya bisa dijual untuk mencukupi kebutuhan pengemis itu beserta keluarganya

Dari cerita itu aku belajar kalau Rasulullah itu lebih suka lho kalau kita berusaha dulu daripada minta - minta. Bahkan ada hadistnya


أن يحتطب أحدكم حزمة على ظهره، خير له من أن يسأل أحدا فيعطيه أو يمنعه "Sungguh, seorang yang bekerja memikul seikat kayu bakar di punggungnya, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, apakah orang itu memberinya atau tidak memberinya." (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu aku juga belajar dari pengalaman hidupku sendiri. Karena papaku pedagang koran ya, cuma lulusan SD terus punya 5 orang anak lagi. Terbayang kan betapa sulitnya hidup kami. Yang buat makan aja susah. Karena kesulitan hidup itu membuat papa terpaksa banyak berhutang. Walau begitu, papa tetap berusaha. 

Dan kalian tahu, mamaku dari dulu sampai sekarang udah jadi nenek, tetap jualan koran di pasar lho. Dengan alasan nggak mau bergantung pada anak. Sampai mama tu, susah dilarang jangan dagangnya. 

Kerja keras Papa dan Mama itu yang bikin aku bener - bener belajar tentang kerja keras pula. Makanya, aku pengen ngedidik Erysha, kalau dia pengen sesuatu, yaa dia harus berusaha dulu. Ngga cuma sekedar minta. Karena aku dari kecil udah jualan koran, jadi aku tahuuuuuu banget rasa sedihnya dan deg degannya kalau dagangan aku ga laku. Nanti kami makan apa

Makanya, aku lebih suka mendahulukan membeli ke pedagang kecil daripada kasih uang ke pengemis. Bukannya aku ga mau kasih, tapi aku suka lihat - lihat dulu. Kira - kira orangnya benar - benar butuh atau nggak. Fisiknya masih kuat atau sehat nggak? Soalnya zaman sekarang banyak ya berita viral pengemis tapi ternyata uangnya banyak. Jadi memberi itu harus bijak menurut aku. 

Soalnya kalau kita slalu memberi, itu jadi ngga mendidik. Karena membuat mereka kurang bekerja keras dan merasa nyaman ada di posisi itu terus. Karena merasa cuma minta - minta aja dan manfaatin rasa kasian orang bisa dapetin uang lho. Nah aku ga mau yang kayak gitu. Jadi suka lihat - lihat dulu aku. Walau tetap aku lebih suka mendahulukan membeli ke padagang kecil daripada memberi ke pengemis.  Dan aku ingin mendidik Erysha kalau ingin sesuatu ya kita harus berusaha dan bekerja keras dulu. Ngga cuma sekedar meminta

4 comments

  1. Pengemis itu tidak ada usaha malah meresahkan. Pernah di depan indomaret ada yg minta2 pakai kruk , banyak yang ngasih. Suatu hari naik angkot, di depan saya ada ibu2 rasanya mukanya familiar banget tapi dimana pernah ketemu. Paske indomaret baru ngeh kalau yang di depan saya itu ibu pengemis yang pakai kruk. Padahal waktu di angkot sehat saja turun angkot gak pakai kruk. Belum pengemis kalau gak dikasih di lampu merah suka ngegeret mobil pakai uang koin. Ngeselin. Nah, kalau pedagang sih suka beli bahkan kalau yang gak laku suka ditambahin

    ReplyDelete
  2. saya juga setuju mbak untuk lebih mengutakan kepada pedagang kecil daripada pengemis, pedagang memiliki usaha yang lebih mulia ketimbang pengemis

    ReplyDelete
  3. Setujuuuu mba. Aku pasti lebih duluin pedagang kecil drpd pengemis, apalagi kalo badannya masih sehat, duuuuh ga deh.

    Di tambah, skr banyak mafianya pengemis ini. Ada sindikat. Di Deket rumahku Yaa ada nenek2 yg tiap PAGI2 buta diturunin Ama orang utk ngemis. Dari pagi Ampe malam neneknya duduk di bawah pohon. Kasian sih. Udh diurus Ama pak RT, tapi ntahlah masih ada aja. Pengen dibekuk rasanya orang yg tega nurunin. Biasanya orang situ ga mau KSH neneknya uang, tapi makanan dan minuman.

    Aku lebih respect Ama orang yg masih mau usaha dulu utk bisa survive . Even pengamen buatku masih usaha.

    ReplyDelete
  4. aku sendiri prefer membeli barang ke orang tua yang jualan di pinggir jalan daripada mereka yang minta-minta. Meskipun yang minta minta itu ibu-ibu tapi badannya kuat, buktinya dia kuat jalan kemanapun dari rumah ke rumah, dan malah aku sendiri penasaran sama rumahnya, karena di kotaku ada daerah yang dijuluki kampung pengemis tapi rumahnya bagus-bagus

    aku malah respect ke bapak atau ibu tua yang jualan di pinggir jalan yang biasanya kurang strategis, tapi mereka memilih duduk disana, meskipun jualan sapu. Karena aku liat perjuangannya yang mungkin dari pagi sampe malam duduk di pinggir jalan, tapi malah ga ada yang beli, paling nggak mereka berusaha untuk cari nafkah dengan nggak minta minta

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏