Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Apa Itu Anak Tunagrahita Ringan?

apa itu anak tunagrahita ringan?

Hai Bunda, akhirnya hari ini saya memposting tulisan dengan tema anak berkebutuhan khusus. Karena beberapa waktu yang lalu, saya sudah menuliskan tentang anak berkebutuhan khusus dengan jenis anak tunagrahita. Kali ini, saya ingin berbagi ilmu tentang klasifikasi dari tunagrahita itu sendiri yaitu tentang anak tunagrahita ringan.

Baca juga : Anak Berkebutuhan Khusus

1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Terdapat banyak istilah mengenai anak tunagrahita ringan. Salah satunya dikemukakan oleh Amin (1995:22) adalah sebagai berikut:

“Anak tunagrahita ringan adalah mereka yang kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuian sosial, dan kemampuan berkerja”

Anak tunagrahita ringan ini memiliki IQ atau kecerdasan dibawah rata-rata anak normal. Kisaran IQ mereka sekitar 55 sampa 70.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan masih mampu belajar secara akademik dengan materi yang sederhana dan mampu bekerja di lingkungan masyarakat serta disesuaikan dengan tingkat kemampuannya.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Seorang pendidik harus mengenal karakteristik anak tunagrahita ringan, agar dapat membuat program yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Pendidik yang dimaksud di sini, bukan hanya sekedar guru, ya, Bun. Orang tualah pendidik utama anak-anaknya.

Adapun karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Astati (2001:5) adalah sebagai berikut:

a. Ciri fisik dan motorik

Keterampilan motorik anak tunagrahita ringan lebih rendah daripada anak normal. Sedangkan tinggi dan berat badan adalah sama. Hasil penelitian Rariek (1980) yang dihimpun oleh Samuel A. Kirk (1986) menyimpulkan bahwa kesehatan tubuh dan kematangan motorik anak tunagrahita ringan lebih lemah dari pada anak normal yang sesuai dengannya.

b. Bahasa dan penggunaanya

Anak tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang dalam pembendaharaan kata. Mereka juga kurang mampu menarik kesimpulan mengenai apa yang dibicarakan.

c. Kecerdasan

Tunagrahita

Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak. Tetapi mereka masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat akademik walaupun terbatas.

Sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia dewasa. Disamping itu mereka menunjukkan keterbatasan lingkup perhatian, mudah terganggu perhatian, hiperaktif, dan ada juga yang pasif (diam berjam-jam).

d. Sosial

Anak tunagrahita ringan cenderung menarik diri, acuh tak acuh, mudah bingung. Keadaan seperti ini akan bertambah berat apabila lingkungannya tidak memberikan reaksi positif. Mereka cenderung bergaul dengan anak normal yang lebih muda usianya.

e. Kepribadian

Ciri-ciri pribadi anak tunagrahita ringan antara lain: kurang percaya diri, merasa rendah diri, mudah frustasi. Ciri-ciri ini berkaitan dengan reaksi orang lain terhadap kondisi mereka karena orang lain mereaksi berdasarkan keterampilan penyesuaian diri dan pola perilakunya.

f. Pekerjaan

Dalam kemampuan berkerja, anak tunagrahita ringan dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya semi-skilled dan pekerjaan itu sifatnya sederhana, bahkan sebagian besar dari mereka dapat mandiri dalam melakukan pekerjaan sebagai orang dewasa asalkan sesuai dengan kemampuannya.

     Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak tunagrahita ringan jika dilihat dari keadaan fisik, mereka tidak berbeda dengan anak normal, akan tetapi dalam hal kecerdasan, sosial dan kepribadian menunjukkan adanya perbedaan yang cukup berarti mudah frustasi, daya perhatiannya kurang, dan sebagainya.

Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Tunagrahita

3. Masalah-masalah Anak Tunagrahita Ringan

Karakteristik anak tunagrahita ringan berdampak kepada banyaknya kesulitan yang dialami oleh anak tunagrahita ringan dalam kehidupannya sehari-hari.

        Di bawah ini adalah kemungkinan masalah yang dihadapi anak tunagrahita ringan menurut Astati (2001:10) adalah sebagai berikut:

a. Masalah penyesuaian diri

Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam mengartikan norma-norma lingkungan sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsinya sebagai masyarakat. Akhirnya tidak jarang dari mereka diisolasi dan dianggap hanya sebagai beban orang lain

b. Masalah pemeliharaan diri

Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam membina dirinya. Misalnya dalam mengadakan orientasi, pemeliharaan dan penggunaan fasilitas di lingkungannya serta bagaimana kepantasan penampilannya.

c. Masalah kesulitan belajar

Kesulitan belajar biasanya tampak dalam bidang pelajaran yang sifatnya akademis dan mengandung hal-hal yang sifatnya abstrak. Sedangkan dalam bidang pengajaran non akademik, mereka tidak begitu mengalami kesulitan.

d. Masalah pekerjaan

Kenyataan menunjukkan banyaknya populasi penyandang tunagrahita ringan pasca sekolah yang tidak memperoleh kesempatan bekerja karena dinilai kemampuan kerja mereka sangat rendah. Hal ini diperkirakan penyebabnya antara lain kurangnya kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki dan prilaku vokasional (daya tahan, minat, kegembiraan, komunikasi, penampilan dan lain-lain) dengan tuntutan lapangan kerja.

Permasalahan yang dihadapi oleh anak tunagrahita ringan diantaranya masalah penyesuaian diri, masalah dalam kehidupan sehari-hari hingga menyebabkan anak tunagrahita ringan memerlukan bantuan orang lain, masalah kesulitan belajar yang disebabkan hambatan berpikirnya, masalah penyaluran ke tempat kerja dan masalah pemanfaatan waktu luang.

4. Kebutuhan Belajar Anak Tunagrahita Ringan



Anak tunagrahita ringan memiliki kebutuhan khusus yang perlu dibantu agar kemampuan anak tunagrahita dapat dioptimalkan dengan baik yang disebabkan dari dampak ketunagrahitaannya. Menurut Astati dan Mulyati (2010:25), bahwa kebutuhan belajar anak tunagrahita ringan diantaranya adalah :

a. Kebutuhan dalam layanan pembelajaran

Anak-anak tunagrahita memiliki potensi dalam belajar dan erat kaitannya dengan berat dan ringanya ketunagrahitaan.

Kebutuhan khusus yang dimaksud adalah:

1) kebutuhan layanan pengajaran yang sama dengan siswa lainya.

2) Kebutuhan layanan pembelajaran yang sangat khusus.

b. Kebutuhan akan penciptaan lingkungan belajar

Mereka membutuhkan lingkungan belajar seperti pengaturan tempat duduk yang disesuaikan kondisi  anak-anak tunagrahita.

c. Kebutuhan dalam pengembangan kemampuan bina diri

Anak tunagrahita membutuhkan konteks dan orientasi cerita yang dimulai dari hal yang kongkrit kemudian menuju ke hal yang abstrak.

d. Kebutuhan dalam pengembangan kemampuan sosial dan emosi

Dalam hal bertinteraksi membutukan hal-hal ini yaitu, kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain, kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari label yang negatif, kebutuhan akan kenyamanan sosial, dan kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dengan adanya stimulasi sosial.

e. Kebutuhan dalam pengembangan kemampuan keterampilan

Beberapa keunggulan tunagrahita dalam membawa mereka pada hubungannya dengan orang lain, meliput: (a) spontanitas yang wajar dan positif, (b) kecendrungan untuk merespon orang lain dengan baik dan hangat, (c) kecendrungan merespon pada orang lain dengan jujur, dan (d) kecendrungan untuk mempercayai orang lain.

f. Kebutuhan dalam layanan pembelajaran

Anak-anak tunagrahita memiliki potensi dalam belajar dan erat kaitannya dengan berat dan ringannya ketunagrahitaan.

Kebutuhan khusus yang dimaksud adalah:

1) kebutuhan layanan pengajaran yang sama dengan siswa lainya.

2) Kebutuhan layanan pembelajaran yang sangat khusus.

g. Kebutuhan akan penciptaan lingkungan belajar

Mereka membutuhkan lingkungan belajar seperti pengaturan tempat duduk yang disesuaikan kondisi  anak-anak tunagrahita.

    Dari pernyataan di atas, menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan senantiasa berhadapan dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, namun karena mengalami hambatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, anak tunagrahita memerlukan layanan yang khusus.

Kebutuhan anak tunagrahita ringan begitu banyak yang terdiri dari kebutuhan dalam layanan pembelajaran, kebutuhan akan penciptaan lingkungan belajar, kebutuhan dalam pengembangan kemampuan bina diri, kebutuhan dalam pengembangan kemampuan sosial dan emosi, kebutuhan dalam pengembangan keterampilan, kebutuhan dalam layanan pembelajaran, dan kebutuhan akan penciptaan lingkungan belajar


Setelah kita mengetahui dan mempelajari tentang anak tunagrahita ringan, semoga membuat kita sebagai masyarakat bisa memahami keadaan mereka dan menerima mereka dengan baik dalam lingkungan bermasyarakat


Daftar Pustaka

Astati, & Mulyati, Lis. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catur Karya Mandiri

E.M. (2011). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: CV Amanah Offset

Nani, Euis. (2011). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Amanah Ofsett

Somantri, Sutjihati. (2009). Pendidikan Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama




19 comments

  1. baru tau kalo ada tuna grahita ringan.... semoga anak-anak itu tetap mendapat hak sama dan hidup bahagia sejahtera :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bun. Para ahli mengklasifikasikan anak Tunagrahita itu menjadi 4 bagian dan anak tunagrahita ringan adalah salah satunya 😃

      Delete
  2. Ulasan yang lengkap.
    Sulitnya untuk diagnosa ringan bingung memasukkan kategori untuk masuk sekolah mana. Pengalaman teman TK anak saya, masuk ke sekolah umum (SD Negeri), waktu mendaftar disarankan ke Sekolah Luar Biasa (SDLB Negeri). Eh, sudah ke sana ditolak karena tingkat teman-temannya lebih berat. Jadi kuatirnya memengaruhi kecepatan belajarnya.
    Kasihan, jadinya dia balik TK dulu lagi. Padahal sudah 8 tahun. Berharap tahun depan bisa masuk ke SD umum. Mungkin kalau mampu bisa bersekolah ke SD swasta yang inklusif, menerima anak berkebutuhan khusus ringan seperti ini. Hanya karena biaya mahal jadi tak bisa dilakukan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bun anak tersebut sepertinya memang tidak cocok di sekolah negeri karena di sekolah negeri muridnya banyak dan gurunya tidak memiliki kemampuan atau ilmu mengenai cara mengajar anak berkebutuhan khusus sehingga akan kurang tertangani klo di sekolah negeri. Tetapi masuk SLB juga kurang cocok dengan alasan yang bunda sebutkan diats. Cocoknya memang disekolah inklusi namun sayangnya sekolah inklusi masih termasuk mahal

      Delete
    2. salam kenal bun, anak saya juga begitu, tapi anakku IQ 74, tunagrahita tidak masuk, ke normal pun agak jauh,, waktu TK sempat beberapa kali guru nya menyarankan untuk ke sekolah khusus,, SD saya coba masuk ke SD swasta (pihak sekolah mengetahui kondisi anak saya) perlakuan dan kurikulumnya sama dengan anak2 lain yg normal,, dan ternyata anak saya tidak bisa mengikuti pelajaran, akhirnya kelas 4 saya masukan ke SLBNegeri,, krn ya,, inklusi biayanya mahal bgt (buat saya..)

      Delete
  3. Menarik infonya, menambah pengetahuan saya.

    ReplyDelete
  4. Ulasan yang bagus mba.. jdi tau klu ada istilahnya..

    ReplyDelete
  5. Sangat informatif mba. Semoga orang tua dengan ABK bisa sabar dalam menemani perjalanannya ya. Bagaimanapun pasti setiap kita memiliki kelebihan. Dan semoga semua orang tua hebat itu bisa menemukannya.

    ReplyDelete
  6. tetangga lamaku anaknya tuna grahita, ibunya subhanallah sabar banget, waktu mau nyari SD bingung ya karena di sekitaran depok ada beberapa sekolah luar biasa, akhirnya pindah rumah supaya bisa dapet sekolah inklusi yg lokasinya deket

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh gtu. Kalau anak tunagrahita memang sebaiknya bersekolah di SLB atau inklusi 👍

      Delete
  7. kalo down syndrom
    itu termasuk tuna grahita atau bukan ya tante?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Termasuk Mba cuma klasifikasinya termasuk tunagrahita berat dan sangat berat. Klasifikasi ini berdasarkan tingkat iq juga

      Delete
  8. Oh jadi begitu, nambah informasih :)

    ReplyDelete
  9. Makasih infonya, anak saya di diagnosa tunagrahita ringan.
    Skrg sekolah kelas 1 sdn
    Dr pihak sekolah di sarankan mencari sdn yg bisa inklusi.
    Sy sedikit bingung bukankah setiap sdn wajib menerima murid abk,1 kelas maksimal 2 anak murid.
    Mungkin bunda2 ada yg mengerti..
    Terima kasih 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba. Iya mba sebenernya wajib menerima ya di undang2nya. Tapi sayangnya nggak sesuai di lapangannya mba. Karena di lapangannya di sekolah negeri itu tidak ada guru yang memang memiliki kompetensi pendidikan luar biasa, jadi kekurangan SDMnya mba, selain itu beda kurikulum jadi beda kebutuhannya. Negeri itu kurikulumnya untuk anak umum. Jadi mereka memang ga punya kurikulum anak khusus, selain itu di negeri itu muridnya ada bnyak sedangkan wali kelasnya hanya 1. Jadi anak berkebutuhan khusus kurang kepegang dan kurang keperhatikan klo bersekolah di sekolah negeri. Jadi kasian nanti anak kitanya dan kasian juga gurunya karena ga akan kepegang karena tidak adanya SDM yang mumpuni di bidangnya.

      Jadi saya sarankan sebaiknya cari sekolah inklusi aja mba biar anak kita terpehatikan. Semoga dimudahkan ya Mba dan tetep semangat 😘

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏