Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Review Buku Parenting "The Danish Way Of Parenting". Tentang Menjadi Orang Tua dan Anak yang Bahagia

review buku the danish way of parenting. tentang menjadi orang tua dan anak yang bahagia


Judul Buku: The Danish Way of Parenting, Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak
Penulis: Jessica Joelle Alexander dan Iben Dissing Sandahl 
Penerbit di Indonesia: PT Bentang Pustaka 

      Apa Ayah Bunda ingin menjadi orang tua yang bahagia? Dan anak-anak kita adalah anak-anak yang bahagia? Jika Ayah Bunda ingin belajar dan membesarkan anak-anak yang bahagia pula, Ayah Bunda bisa belajar itu semua salah satunya dari buku The Danish Way Of Parenting ini.

Buku ini bercerita tentang rahasia orang Denmark membesarkan anak-anak mereka dengan bahagia.  Dari strategi orang Denmark menjadi negara paling bahagia, cara menjadi orang tua yang bahagia untuk anak yang bahagia dan cara membesarkan anak menjadi anak yang tangguh dan bahagia. Penasaran kan???

      Ayah Bunda tahu, Denmark telah terpilih sebagai orang-orang yang paling bahagia di dunia setiap tahunnya sejak tahun 1973 oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Develompent). Begitu juga banyak artikel lain yang menyebutkan Denmark negara yang memiliki indeks kebahagiaan yang tertinggi di dunia

Dari sana, kita bisa melihat bahwa sudah lebih dari 40 tahun, negara Denmark ini dinobatkan diurutan teratas sebagai orang-orang paling bahagia di dunia. Penasaran bagaimana cara mereka bisa menjadi orang-orang bahagia?

Baca juga: CARA MENJADI PASANGAN YANG BAHAGIA UNTUK MEMBESARKAN ANAK YANG BAHAGIA

Ternyata setelah dilakukan penelitian bertahun-tahun, jawabannya sangat sederhana, yaitu terletak pada gaya pengasuhan mereka. Yup, gaya pengasuhan yang diturunkan turun temurun oleh orang tua mereka

      Gaya pengasuhan seperti apa? Yaitu gaya pengasuhan orang tua yang bahagia akan membesarkan anak-anak yang bahagia dan anak-anak yang bahagia tersebut akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia dan membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang bahagia pula. Dan gaya pengasuhan tersebutlah yang mereka turunkan dan wariskan pada generasi mereka selanjutnya.

Baca juga: BELAJAR BAHAGIA DARI ANAK

      MasyAllah luar biasa sekali ya Ayah Bunda. Nah, apa Ayah Bunda bertanya apa hebatnya sih anak yang dibesarkan dengan bahagia itu? Tentu saja hebat, hebat sekali. Anak yang bahagia akan tumbuh menjadi anak yang tangguh, memiliki kestabilan emosi yang bagus, empati yang tinggi, tegas dan siap menghadapi tantangan di zamannya.


Review Buku Parenting The Danish Way Of Parenting, Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak


buku ini the danish way of parenting wajib orang tua miliki

Di buku The Danish Way Of Parenting ini, membeberkan gambaran besar tentang cara mereka membesarkan anak-anak mereka. Tentu saja metode ini perlu ilmu, latihan, kesabaran, dan kesadaran untuk mau belajar lebih baik.


Isi Buku The Danish Way Of Parenting


daftar isi buku parenting the danish way of parenting

daftar isi buku parenting the danish way Of parenting.


Buku ini dibagi ke dalam 7 Bab yang isinya:

Bab 1 (Mengenali Apa yang Menjadi Pembawaan Alami Kita)

Pada bab pertama ini kita diajak untuk mengenali diri kita seperti pembawaan alami kita, emosi kita, sifat kita dan begitu juga pada anak-anak kita. Ketika kita sudah tahu pembawaan alami kita dan anak kita, kita jadi lebih mudah mempelajari, memahami dan mengendalikan diri kita begitu juga mengajarkan pengendalian diri pada anak kita.

Di bab-bab selanjutnya dijelaskan cara orang Denmark membesarkan anak bahagia dengan metode ini yang disingkat menjadi "PARENT".

P: Play (bermain)
A: Authenticity (Auntensitas: keaslian)
R: Reframing (memaknai ulang)
E: Empathy (empati)
N: No Ultimatums (Tanpa ancaman)
T: Togetherness dan Hygge (kebersamaan dan kenyamanan)

Kita lihat gambarannya ya PARENT itu tentang Apa saja.


Bab 2 Play (Bermain)

"Kegiatan bermain sering kali dianggap sebagai pelarian atau jeda dari kegiatan belajar yang sesungguhnya. Namun, bagi anak-anak, bermain adalah kegiatan belajar yang sesungguhnya"
(Tuan Rogers)

Banyak orang tua begitu berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di usia yang masih dini. Berlomba-lomba sedini mungkin anaknya belajar mengeja agar anaknya cepat bisa membaca dan berlomba-lomba anaknya bisa mengerjakan matematika dan mereka begitu bangga anak mereka dikatakan cerdas karena mampu menguasai itu semua di usia anak yang masih dini.

      Akhirnya, tanpa disadari mereka merebut dunia bermainnya anak-anak. Anak-anak tumbuh menjadi anak yang pintar tetapi tidak tangguh, tidak stabil emosinya, kurang bisa berempati, dan rentan depresi. Mengapa? Karena ia tidak cukup bermain di masa kecilnya

Dari kecil anak sudah di-push terus-terusan untuk belajar..belajar...dan belajar. Hingga kita lupa, konsep sebenarnya anak itu adalah bermain sambil belajar bukan sebaliknya atau belajar terus


Bab 3 Authenticity (Autentisitas)

buku parenting the danish way of parenting, terjemahan indonesia

      Di bab 3 kita ini kita belajar bahwa pentingnya mengenalkan dan mengajak anak untuk menerima emosinya sendiri agar kelak bisa menghadapi setiap kesulitannya.

Selain itu, bab ini mengajarkan kita bagaimana cara yang tepat memuji anak. Bahwa ketika kita memuji anak, jangan berfokuskan pada hasilnya tapi pujilah anak karena prosesnya.

Contoh memuji anak karena hasilnya:

"Wah anak Bunda memang hebat"

Sudah hanya segitu saja. Pujian ini membuat anak bingung dan tidak tahu karena apa ia dipuji dan dia selalu merasa bahwa dirinya memang hebat tanpa ia harus berusaha terlebih dahulu

Contoh pujian karena proses:

"Wah, karena Kakak rajin latihannya, kakak jadi menang ya. Bunda bangga sama Kakak"

Pujian seperti ini mengajarkan anak bahwa kita bisa berhasil itu karena usaha. Ini semua membuat anak akan belajar menghargai segala sesuatunya


Bab 4 Reframing (Memaknai Ulang)

      Sebagai orang tua kita perlu belajar pemaknaan ini agar kita bisa mengajarkannya pada anak-anak kita. Memaknai ulang itu apa sih? Menurut yang aku baca dari buku ini, pemaknaan ulang itu seperti kita belajar memaknai segala sesuatu dalam kacamata positif tapi tanpa mengabaikan informasi negatif.

Contoh:
"Wah, cucian piringku banyak ya. Aku lelah. Tapi allhamdulillah pertanda keluargaku dan anak-anakku makannya banyak dan itu membuat mereka sehat. Bukankah itu jauh lebih menenangkanku?"

Atau pada anak

"Memang benar di rumah kita nggak ada TV. Tapi kamu punya banyak buku dan mainan edukasi yang membuatmu semakin pintar"

Dan lain-lain


Bab 5 Empathy (Empati)

"Hal Terbaik dan tercantik di dunia tidak bisa dilihat ataupun disentuh, tapi harus dirasakan dengan hati. Itulah empati"
(Helen Keller)

Ayah Bunda tahu, zaman ini sungguh adalah zaman yang begitu kompetitif. Mengapa bisa begitu? Karena kita begitu berlomba-lomba membesarkankan anak kita dengan cara menjadikannya yang terbaik dengan menjatuhkan banyak lawan daripada mengajarkan anak kita untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan orang lain untuk sama-sama lebih baik.

Akhirnya apa yang terjadi? Jiwa kompetitif ini menggerus rasa empati kita dan anak-anak kita terhadap orang lain.

Apa itu empati? Empati adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan orang lain. Jadi tak seharusnya kita memikirkan tentang perasaan kita sendiri sehingga mengabaikan rasa orang lain. Tapi seharusnya bagaimana kita bisa merasakan bersama-sama

      Baca buku ini mengingatkanku betapa kita sesama ibu itu harus saling menguatkan bukannya saling menghakimi dan sibuk menyombong anak sendiri pada orang lain. Sehingga kita jadi mudah terhakimi oleh kata-kata orang lain atau sebaliknya jadi mudah melakukan itu pada orang lain. Karena apa? Karena empati itu yang sudah mulai hilang dengan perlahan oleh sebuah yang namanya kompetitif


Bab 6 No Ultimatums (Tanpa Ancaman)


buku parenting the danish way of parenting, terjemahan indonesia.


      Pada bab ini kita belajar bahwa betapa hukuman fisik itu tidak disarankan di dalam pengasuhan anak. Selain itu di bab ini pun dijelaskan beberapa gaya pengasuhan pada anak, dari gaya pengasuhan otoriter sampai permisif. Bahkan di bab ini dijelaskan pula bagaimana cara mendidik anak dengan cara menghormatinya. Jadi intinya

"Perlakukan anak sebagaimana kita ingin diperlakukan"


Bab 7 Togetherness (kebersamaan dan Hygge (kenyamanan)

Dalam pengasuhan anak itu selain memperhatikan kualitas. Kita perlu juga memperhatikan kuantitas atau kebersamaannya.

Anaknya yang dibesarkan dengan kualitas dari kenyamanan dan kebersamaan, maka anak-anak itu akan tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia. Keluarga yang bahagia dan dukungan sosial yang kuat akan melahirkan anak-anak yang bahagia pula

Baca juga: REVIEW BUKU GREAT MOM, STRONG SON - RAHASIA MENDIDIK ANAK LAKI-LAKI MENJADI PRIBADI SUPER

      Bab 7 itu adalah bab terakhir pada buku ini "The Danish Way Of Parenting". Sebenarnya setiap bab banyak sekali penjelasannya dan ada beberapa aspek yang dijelaskan dalam 1 bab saja. Hanya saja, aku tidak bisa menuliskan semuanya. Selain itu, buku ini adalah buku parenting yang termasuk buku yang tipis menurut aku. Walau tipis tapi isinya daging semua dong dan aku suka buku ini. Aku saranin buat Ayah Bunda bisa coba beli buku ini ya. Oh ya buat Ayah Bunda yang ingin lihat review buku parenting yang lain bisa intip di sini ya.  Kalau begitu sampai jumpa di review buku parentingku selanjutnya. Daaa





17 comments

  1. Saya juga punya dan udah baca buku The Danish Way of Parenting ini
    Buku recommended banget deh ini untuk para orang tua milenial, must-read book terutama bab Reframing dan No Ultimatum karena mungkin orang tua kita dulu sempat mendidik kita dengan ancaman dan ketakutan (seperti "Ayo, makan! Kalau nggak mau makan nanti sakit dan disuntik pak dokter!")

    Bukunya emang tipis, jadi cepet bacanya tapi daging banget :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener bun daging bangettt ya. Bikin kita mikir ya hihihi

      Delete
  2. Akhirnya tamat juga bunda, intinya ya kita tuh harus sabar sama anak peer banget

    ReplyDelete
  3. Makasih banyak Bun, Pagi Pagi sudah diberikan rekomendasi bacaan yang bagus utk pengasuhan anak. Apa lagi selama ini aku juga merasa masih sibuk sendiri dengan urusan pribadi. Ternyata kebahagiaan itu wajib diturunkan y.

    ReplyDelete
  4. Mendidik anak menjadi "seseorang" ini PR besar pada setiap orangtua ya Bun, semua ortu pasti ingin anaknya bahagia sayang kadang cara membahagiakannya salah.

    Semoga banyak ortu yang tercerahkan

    ReplyDelete
  5. Wah thanks Mbak rekomendasi bukunya. Belum baca yang ini, jadi pengen cari juga.

    ReplyDelete
  6. wah sepertinya bagus untuk dibaca , jd mau juga baca

    ReplyDelete
  7. Mbak yeniiii bukunya bagus banget ya. Masyaallah. Mbak Yeni juga jago deh biki review nya. Detil tapi enak dibacanya

    ReplyDelete
  8. Jadi pingin baca bukunya nih. Bisa buat insight baru untuk nanti ngedidik anak gimana. Thanks for sharing mbak.

    ReplyDelete
  9. Waduuuhhh kemaren ke toko buku pernah luat nih. Kayaknya menarik. Meski blm punya anak mgkn bisa jd pelajaran buatku supaya bisa berkomunikasi dg ponakan kecilku dengan baik.

    ReplyDelete
  10. wah boleh nih jadi referensi bacaan buat aku, sejak merit aku jdai tertarik baca buku parenting kaya gini

    ReplyDelete
  11. Bagusss nih buat panduan parenting. Jadi ingin ke Denmark dan melihat langsung pengasuhan di sana

    ReplyDelete
  12. Belajar lagi belajar lagi💓💓, trimakasih bunsay yeni sudah review buku ini💓💓

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏