Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

Yakin Nggak Nyinyir? Yuk, Kita Cek Diri Kita Bunda!


yakin nggak nyinyir? yuk, kita cek diri kita bunda!
Pixabay

Bunda suka kesel atau sakit hati nggak sih kalau ada yang nyinyir? Pastinya ya. Tetapi yakin kita juga nggak nyinyir sama orang? Sebenernya secara teorinya, kita tahu kalau nyinyir itu nggak boleh. Namun, terkadang sebagai perempuan kita itu suka nggak sadar lho, kalau kita itu udah nyinyir sama orang. Makanya nih, kita perlu mempelajari hal apa aja sih sesuatu itu kok bisa dikatakan nyinyir?

Sebelumnya kita harus tahu dulu kata nyinyir yang sebenernya itu artinya apa? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyinyir itu adalah mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet. Sedangkan menurut pandangan orang kebanyakan nyinyir itu adalah tukang komen. Apa aja dikomentari tanpa mempedulikan perasaan orang lain.

Nah, hari ini kita bahas nyinyir menurut pendapat banyak orang ya Bun. Bunda, kita semua tahu bahwa menurut penelitian, perempuan itu berkata sampai 20000 perhari dan laki-laki hanya 7000 perharinya. Makanya jangan aneh ya, yang suka bawel dan ngomel-ngomel paling banyak itu perempuan. Karena kebutuhan bicaranya yang sangat tinggi, membuat perempuan mudah sekali berkata-kata tanpa perlu menyaring dan memikirkannya terlebih dahulu, apalagi emak-emak iya kan. Jadi, daripada kita nyinyir, mendingan kita lampiasin aja sedikit dari 20000 kata itu dengan menulis

Baca juga: Pentingnya Menulis bagi Seorang Ibu

Tapi, tahukah Bunda karena hobi bicaranya kita yang seperti itu, membuat kita sebagai perempuan mudah sekali tergelincir untuk menyakiti perasaan orang lain, untuk merasa lebih baik dari orang lain, untuk merasa lebih tahu dari orang lain. Apalagi zaman sekarang yang serba canggih dan digital, mudah sekali kita memainkan jempol kita di dunia maya untuk menyinggung orang lain. Bahkan terkadang kenal pun tidak kita pada orang yang kita komenin itu. *Hadeuhhh

Miris bukan? Tapi memang itulah kenyataannya sekarang. Banyak sekali kita melakukan dosa tanpa kita sadari jika bukan lewat kata-kata kita, ya lewat jempol kita.


Beberapa contoh sikap nyinyir yang banyak dilakukan perempuan

katakan tidak pada nyinyir
Pixabay

👉 Ada seorang ibu yang memposting foto memberikan susu lewat botol pada bayinya. Langsung deh buru-buru kita komenin "Bu, kalau mau ngasih susu ke anaknya jangan pakai botol, nanti bayinya bingung puting, lho atau nggak baik buat organ mulutnya lho".

Emang sih komennya bener, tapi kan kalau disampeiinnya di umum, nggak ngeliat sikon si ibu, nggak ngeliat latar belakangnya dan kita asal komen aja, apalagi nggak kenal. Aduhhh yang ada ibu baru ngelahirin itu bisa baperrrrrrr dan asinya makin dikit gara-gara nyinyiran kita, lho

👉 Ada pasangan suami istri, udah nikah tapi masih tinggal di rumah orangtuanya. Langsung deh kita nyinyir "Aduhhh, udah nikah kok masih tinggal sama ortu, sih? Emang nggak malu".

Heyyyyy setiap orang punya alasannya masing-masing mengapa masih tinggal di rumah orangtuanya. Dan kita tidak pernah tahu apa alasan mereka, karena tidak semua alasan orang lain itu perlu kita ketahui. Jangan-jangan mereka pun terpaksa tinggal di rumah orangtuanya karena harus mengurus orangtuanya atau keadaan ekonomi dll. Jadi, nggak usah deh, ya kita sibuk mengurusi orang lain dan hidup orang lain

👉 Ada wanita karier yang dari pagi-pagi harus bekerja dan ninggalin anaknya. Langsung deh kita nyinyir "Mba, nggak kasian ya ke anak?"

Eits kita tidak pernah tahu mengapa ia memutuskan untuk tetap berkarier. Jangan-jangan ia pun terpaksa melakukannya karena banyak tanggungan, suaminya kurang bertanggung jawab atau karena memang kemampuannya dibutuhkan oleh banyak orang dll. Kita lagi-lagi tidak pernah tahu alasan orang lain

👉 Ada seorang ibu yang melepaskan karier dan ijazahnya demi menjadi seorang ibu rumah tangga. Lalu, kita dengan mudahnya nyinyir dan merendahkannya "Duh, percuma aja ya, sekolah tinggi-tinggi, kalau akhirnya cuma jadi ibu rumah tangga"

Hai, apa masalahnya, jika seorang perempuan memutuskan berkarier dari rumahnya sesuai kodratnya sebagai perempuan?

Jika, semua perempuan memutuskan berkarier di luar, lalu siapakah yang akan berkarier dari dalam dan fokus mendidik anak-anak kita di rumah?

👉 Ngeliat seorang ibu yang dengan senangnya bercerita, bahwa ia merasa senang karena mendapatkan produk murah di tempat belanja favoritnya. Eh kita, dengan entengnya nyinyir "ikh, harga segitu mahal tau, lebih murah di tempat belanja aku". Langsung rusaklah kebahagian si ibu itu dan merasa telah menyesal membeli barang tersebut dan pulang mengadu pada suaminya

Hahhhh sedih bukan main, hanya karena satu kalimat saja, tetapi bisa langsung menghancurkan kebahagian orang lain seketika.

👉 Ada seorang ibu yang curhat, kalau anak-anaknya sedang sakit. Dan kita dengan entengnya pula nyinyir "Kamu, sih begini", kamu sih begitu, bla...bla...dan bla".

Hai, ibu itu perlu dikuatkan lho, ibu itu perlu dirangkul lho. Bukan disalahkan, bukan dipojokkan, dengarkan ceritanya dan berilah saran jika ia sendiri yang memintanya. Karena

"Terkadang ketika seorang perempuan itu bercerita, ia tidak butuh solusi, ia hanya butuh didengarkan"

👉 Ada ibu yang membagikan kebaikan untuk orang lain melalui foto. Nggak usah deh kita langsung nyinyir dan nyari-nyaru kekurangan atau kesalahan dari foto ibu tersebut misalnya kok make upnya ketebelan atau kok tangannya gede banget.

Aduhhh plis, fokuslah pada kebaikan apa yang ia ingin bagikan bukannya pada kekurangannya.

👉 Atau kita suka nggak sadar nyinyirin orang pas curhat ama Pak Suami. Hadeuhhh

Dan pastinya banyak banget ya, kasus-kasus nyinyiran yang lain, yang tanpa kita sadari, sebenernya kita itu udah nyinyir lho ama orang.


Lalu, gimana sih agar kita bisa menghindari nyinyir sama orang lain?

cara menghindari dari nyinyir pada orang lain
Pixabay

📝 Berhati-hatilah kalau kita berkomentar
📝 Sebelum berkomentar dipikirkan dan disaring terlebih dahulu
📝 Belajarlah mengemas kata-kata atau bahasa agar tidak terkesan menyalahkan atau menggurui
📝 Perhatikan situasi dan kondisinya jika kita ingin berkomentar.
📝 Sebaiknya jangan memberikan saran jika tidak diminta.
📝 Jika kita ingin menasehati, sebaiknya jangan di depan umum. Termasuk beranda media sosial itu juga dikatakan di depan umum
📝 Lakukan pendekatan personal dengan memperhatikan situasi dan kondisinya.

Ada yang harus kita ingat Bunda.

"Sebaik apapun niat kita, tetapi jika cara penyampaiannya salah dan di waktu yang salah. Itu tetaplah salah" 

Jadi perhatikanlah selalu caranya dan adabnya

Baca juga: Pentingnya Pendidikan Berbasis Adab Dalam Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini

Mengapa sih kita perlu berhati-hati agar tidak dikatakan nyinyir?

Karena setiap orang memiliki alasannya masing-masing yang tidak semua perlu dijelaskan oleh mereka. Tidak semua apa yang kita lihat itu, seperti apa yang tampak oleh kita? Ada banyak cerita yang tidak kita ketahui peristiwanya di belakang. Yuk, berhentilah berprasangka, tahan jempol, tahan kata-kata. Nggak enak lho, dianggap ga baik itu. Yuk, kita sama-sama berpikir positif pada orang lain. Dan tidak semua kehidupan orang lain itu, bisa kita ukur dengan sepatu kita, karena setiap orang memiliki ukuran sepatu yang berbeda-beda begitu juga sebaliknya dengan kita.

Nah, setelah kita tahu hal-hal apa saja sesuatu itu dikatakan nyinyir. Membuat kita perlu berhati-hati lagi ya Bun bila berbicara, bersikap baik itu di dunia nyata terutama di dunia maya. Dan saya pun meminta maaf jika tanpa saya sadari sempat ada nyinyir dari saya dan tulisan ini terkhususkan untuk mengingatkan diri saya sendiri

Sumber
Kamus Besar Bahasa Indonesia


23 comments

  1. Sejujurnya aku suka nyinyir.. tapiiiiii cuman sama suami & temen2 deket yg tau aku banget aja hahahaha dan insha Allah ngga pernah nyamber or nyinyirin poto or tulisan di sosmed :D sosmed skrg soalnya jd ajang nyinyir melebihi apapun, kadang suka bingung kok apa apa sekarang dinyinyirin siih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi iya bener bun. Saya juga bingung disosmed gampang bgt jd tmpat nyinyir ya 😃

      Delete
  2. Yes, semua orang punya alasan dan kita tidak tahu apa alasannya. Kadang2 saya mikir juga, sudah berusaha menahan nggak nyinyir, jangan2 saya tidak merasa ternyata saya nyinyirin orang ... duh.


    Dan memang benar, kebanyakan yang menyakitkan kata2-nya itu perempuan, ke perempuan lain. Padahal mbok ya sesama perempuan saling menguatkan ya. Kan perempuan itu tiang negara. Supaya negara kita kuat gitu lho dan anak2 kita tidak meniru ulah nyinyir kita.

    Oya, yang Arisan Link itu program informal, Mbak. Sudah hampir dua tahun lalu di grup BP ada yang usul bikin grup arisan lalu dibetuklah. Jadi, itu bukan program formal dan sebenarnya sudah selesai, sayanya saja yang malas, baru menyelesaikan. Postingan ttg Titis itu postingan terakhir putaran arisan di grup kami yang seharusnya sudah selesai berbulan2 lalu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal kata-kata yang menyakitkan itu bisa terasa setajam siletya bun *hee apa sih. Oh arisan linknya sudah beres kirain sedang berlanjut. Mksh ya bun infonya 🙏

      Delete
  3. Sebagai perempuan yang belum menikah, saya sering dapet komen "Enak kamu belum nikah. Kalo udah nikah dan punya anak ntar sering nggak sempet ngapa2in"

    Hehehehehehehe. Entah dia ngeluh atau iri, tipis bedanya.

    ReplyDelete
  4. iyess benar sekali mbak lelaki itu cuma mengeluarkan 7000 ribua kata perhari, artinya berkali-kali lipat lebih sedikit dari wanita, makanya wanita sering bawel...

    setiap mau menyampaikan sesuatu ada baiknya disaring telrbih dahulu, pikirkan apakah yang disampaikan berdapak positif atau negatif

    ReplyDelete
  5. Setujuuuu Bun.. Daripada 20 ribu katanya dipakai nyinyirin orang, lebih baik nulis... Ngeblog, bagi ilmu yang bermanfaat. Pahala dapat, Insya Allah rejeki berlipat.. 😊

    ReplyDelete
  6. Aku agak ekstrim sih Mbak, lingkungan klg ku itu super nyinyir, tiap ak gerak dikit, pasti ada aja yg dinyinyirin. Sampai blm punya anak aja dinyinyirin sama mereka, padahal akunya santai2 aja. Akhirnya aku memutuskan utk gak lagi komunikasi sama mereka. Semua sosial media mereka aku block (ekstrim ya, hehehe). Utk mereka-mereka diluar lingkungan keluarga, ya malah aku "ceramahin" panjang lebar kalau nyinyirin aku, hehe... Hasilnya hidup aku lebih tenang, dan pikiran yg keluar ttg hidup org lain lebih positif juga loh Mbak, nggak nyinyir ini itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah jadi pengen peluk rasanya. Semoga dikuatkan ya 🙏

      Delete
    2. Amin Mbak, hehehe... lebih baik saling memberi dukungan positif dripada nyinyir kan ya Mbak :)

      Delete
  7. Wah mesti belajar mengendalikan kata2, kadang sebuah kata yang sebetulnya biasa aja bsgi kita pun bisa jadi objek pertengkaran ya :(

    ReplyDelete
  8. Hai salam kenal.. :)
    Tulisannya bagus dan topiknya pas sekali dengan keadaan sekarang. Terutama di dunia medsos yang orang begitu mudahnya mengomentari sesuatu atau seseorang.

    Sebagai salahsatu pengingat diri, saya sering mencamkan kalimat bijak yang pernah saya baca yaitu " wise people think all they say, fools say all they think "
    Usaha agar jangan jadi perusak kebahagiaan hehe..

    ReplyDelete
  9. Hahahha aku ngakak bacanya bener banget caranya ya kurangin sosmed sih kadang gatel ya padahal. Ga kenal makanya harus think. Before posting 😂

    ReplyDelete
  10. pas baca ini aq keingetan sama komen2 ibu2 di postingan seorang artis. yaa yaa artis2 emang biasanya jadi santapan orang2 nyinyir apapun alasannya. awalnya mungkin komen bermaksud negur dan mengkoreksi. tapi makin kesini yang ada komen yg terkesan jahat dan hate speech. bahkan sampai body shamming, anak shamming, alih2 katanya yang komen2 itu sayang sama anaknya si subjek bully tapi ujung2nya 'ngomenin' juga... hiks...

    aq sebagai penonton hanya mbatin, biarlah waktu yang menjawab, benar mana antara yang dikomenin dan yang ngomenin nantinya. meski tentu saja aq berharap semoga anaknya si subjek komen tsb nantinya tumbuh dg baik, sukses sehingga diem laah itu komen2 negatif ttgnya. dan semoga ibu2 netijen yang komen2 'jahat' tersebut tidak terkena dampak dari ulahnya sendiri...

    hemm.. jadi panjang ya mba.. maafkeun :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener Bun. Aduh saya jujur suka nggak sanggup baca komen2nya netizen gtu. Bhasanya itu kasar2 T_T

      Delete
    2. membayangkan anak sendiri yang di julidin ya mba... huhuu

      Delete
  11. Duh saya tipikal nyinyir di medsos mba, misalnya "jangan takut corona ada nasi kucing kok". Kayak2 gitu deh

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏